Bisnis.com, JAKARTA - Dalam konferensi pers kemarin, Kamis (19/9/2020), Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyampaikan bahwa dirinya bukan pakar epidemologi yang mengetahui penanganan virus. Namun, dirinya mengaku dibantu para pakar di bidangnya.
Salah satu orang pintar yang disebut oleh Luhut Pandjaitan adalah Monica. Menurutnya, dia memiliki latar belakang akademisi yang mumpuni di bidangnya.
“Saya bukan epidemiolog memang betul, tapi saya dibantu banyak orang pintar, anak-anak muda epidemiolog seperti Monica yang dari UI dan lulus dari Havard untuk epidemiologi. Jadi orang-orang berkualitas membantu saya. Saya hanya manajer saya kira saya boleh mengklaim saya manajer yang baik,” ujar Luhut dalam konferensi pers tersebut.
Secara berulang Luhut menyebut nama Monica dalam konferensi pers tersebut. Bahkan, saat ditanya mengenai ketimpangan pengetesan di daerah lain, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Menurut dia, dirinya mendapat masukan dari Monica agar melakukan pengetesan secara luas, terutama kepada orang yang bergejala, dan menerapkan pelacakan secara ketat.
Siapakah sebenarnya Monica yang disebut Luhut sampai beberapa kali dalam konferensi pers kemarin Berdasarkan akun Linkedin, jebolan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada 2010 ini bernama lengkap Monica Nirmala.
Selepas lulus, Monica sempat mengabdi sebagai dokter gigi di yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), sebagai satu dari dua dokter gigi yang melayani masyarakat di salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang memiliki populasi lebih dari 120.000.
Selain itu, Monica membantu melakukan promosi kesehatan kepada pasien dan pelajar. Dia juga bekerja pada manajemen organisasi dan klinik umum. Mengelola proyek air bersih yang menyediakan sumur untuk 10 desa.
Selama dua tahun praktik dokter gigi dan mengabdi di ASRI, Monica diangkat menjadi direktur eksekutif. Selama 4 tahun menjadi direktur eksekutif, dia membantu kesehatan masyarakat dan lingkungan yang berbasis di perbatasan Taman Nasional Gunung Palung, Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Dia sempat mengelola klinik perawatan primer dan perluasannya menjadi rumah sakit pertama dan satu-satunya di Kayong Utara, sebagai salah satu kabupaten paling tertinggal di Indonesia. Monica juga mengawasi program kesehatan, konservasi, dan pengembangan masyarakat, dengan lebih dari 100 karyawan.
Kemudian, pada 2018-2020 Monica hijrah ke Amerika Serikat untuk mengambil gelar Master Kesehatan Masyarakat di Harvard of University. Dia memperoleh beasiswa dari Fulbright yang dibiayai pemerintah Amerika Serikat.
Monica juga beberapa kali menjadi pembicara dan berkomentar mengenai penularan Covid-19 di Indonesia.