Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat berencana memperbesar kekuatan angkatan lautnya (US Navy) dengan menambah 62 kapal baru untuk mengkonfrontasi perkembangan kekuatan angkatan laut China.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan akan memperluas armada laut AS menjadi lebih dari 355 kapal dari 293 saat ini atau ada penambahan 62 kapal baru.
Rencana yang membutuhkan miliaran dolar AS hingga 2045 ini bertujuan untuk mempertahankan superioritas terhadap pasukan China.
"Armada masa depan akan lebih seimbanh dalam kemampuannya memberikan efek mematikan dari udara, laut, dan bawah laut," kata Esper dikutip dari Channel News Asia, Kamis (17/9/2020).
Perluasan jumlah armada angkatan laut ini meliputi penambahan kapal permukaan, kapal selam, kapal permukaan dan bawah permukaan yang diawaki opsional, kapal nirawak, dan berbagai macam pesawat berbasis kapal induk tak berawak.
Dia mengatakan saat ini tengah melakukan uji coba drone Trimaran 132 kaki (40 meter) yang dapat mengintai musuh di laut secara mandiri selama 2 bulan lamanya.
"Upaya ini adalah langkah selanjutnya untuk mewujudkan armada masa depan kami. Salah satunya sistem nirawak yang melakukan berbagai fungsi perang mulai dari mengirimkan tembakan mematikan dan meletakkan ranjau hingga mengintai musuh," paparnya.
Esper juga mengungkapkan bahwa China adalah ancaman terbesar bagi AS dan kawasan Indo Pasifik menjadi 'panggung' lantaran merupakan hub dari perdagangan internasional.
"[Indo Pasifik] juga adalah pusat kompetisi kekuatan besar dengan China," ujarnya.
Namun, Esper meyakini, kalaupun AS tidak melanjutkan rencana ini, China masih membutuhkan beberapa tahun untuk menyaingi AS.
Sementara itu, dilansir dari Business Insider, laporan China Military Power Report dari Pentagon melaporkan bahwa China mulai melakukan transformasi terhadap militernya.
Laporan tersebut berisi fakta yang mengancam pembuat kebijakan AS lantaran China memperlihatkan angkatan laut terbesar di dunia, memperluas persenjataan misilnya yang sudah masif dan canggih, dan memiliki kemampuan untuk merebut pulau terpencil di Taiwan.
Laporan ini juga menunjukkan pasukan militer China (PLA) menjadi kekuatan darat terbesar di dunia dengan 915.000 personel di 13 kelompok pasukan, salah satunya berukuran Korps Angkatan Darat AS yang berjumlah 20.000-45.000 pasukan.
Lebih dari 800 dari 1.500 jet tempur China merupakan generasi keempat, setara dengan jet tempur di inventaris barat. Angkatan udara China (PLAAF) juga memiliki pesawat tempur siluman yang tengah dikembangkan pula untuk pemboman.