Bisnis.com, JAKARTA – Kepri sebagai provinsi terdepan yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura kerap menjadi pintu masuk penyelundupan barang-barang ilegal seperti penyelundupan barang elektronik, pakaian bekas, hasil bumi hingga narkotika.
Awak kapal mengangkat jangkar kapal usai labuh jangkar di Perairan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Awak Kapal BC 10003 memeriksa mesin kapal saat pelaksanaan patroli laut. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan yang merupakan instansi pemegang tugas kepabeanan memiliki peran yang cukup strategis menjaga wilayah perbatasan yang sebagian besar terdiri dari perairan ini.
Upaya penjagaan pintu perbatasan tersebut salah satunya dilakukan dengan cara patroli laut yang tujuannya melindungi kekayaan negara dari ancaman baik masuk dan keluarnya barang-barang ilegal.
Personel Bea dan Cukai memetakan alur pelayaran di atas anjungan Kapal Patroli BC 10003. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Personel Bea dan Cukai mengamati radar untuk memantau kapal-kapal yang melintas di Selat Malaka saat malam hari. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau sebagai pelaksana di sepanjang wilayah Perairan Selat Malaka, dari Aceh hingga Perairan Kalimantan Barat memiliki tugas yang cukup berat.
Berbeda dengan wilayah darat, wilayah perairan memerlukan upaya yang lebih ekstra dalam melakukan penjagaan. Bukan hanya wilayah perairan yang luas tapi juga lalu lintas laut yang sangat padat di sepanjang Selat Malaka.
Kapal Patroli BC 10003 menghentikan kapal yang dicurigai membawa barang terlarang di Perairan Selat Malaka. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Awak Kapal Patroli BC 10003 yang dilengkapi senjata api melakukan penjagaan saat pemeriksaan terhadap kapal yang dicurigai. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Personel Bea Cukai dituntut untuk lebih teliti dan jeli saat mengamati arus lalu lintas laut di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran terpadat di dunia.
Mereka harus bisa membedakaan dan juga memprediksi kemungkinan kapal-kapal yang membawa barang-barang ilegal tersebut melintas perbatasan NKRI.
Personel Bea dan Cukai memeriksa barang-barang ABK kapal yang dicurigai. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Personel Bea dan Cukai memeriksa kapal yang dicurigai. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau memiliki armada laut berupa kapal patroli sebanyak 31 unit dan 11 unit speedboat.
Kapal patroli digunakan untuk melakukan patroli jarak jauh sedangkan speedboat digunakan untuk patroli jarak dekat dan penangkapan yang membutuhkan kecepatan.
Juru masak menyiapkan hidangan makan malam untuk seluruh kru Kapal Patroli BC 10003. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Sejumlah awak Kapal BC 10003 melaksanakan shalat berjamaah di sela-sela patroli laut. ANTARA FOTO/MN Kanwa
Patroli laut di sepanjang Perairan Selat Malaka dibagi menjadi dua sektor yakni sektor 1 meliputi wilayah Perairan Aceh hingga Tanjung Balai Karimun dan sektor 2 dari Tanjung Balai Karimun hingga perairan Kalimantan Barat.
Secara bergantian kapal-kapal patroli dan juga speedboat milik Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau digunakan oleh para personel Bea dan Cukai guna menjaga Perairan Selat Malaka hingga Laut Natuna dari kejahatan fiskal.