Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

200 Lebih Anggota Staf PBB Terinfeksi Virus Corona di Suriah

Petugas kemanusiaan dan medis menyebutkan jumlah kasus yang sebenarnya lebih tinggi, termasuk ratusan anggota staf yang dipekerjakan oleh mitra LSM yang bekerja untuk belasan badan PBB.
Ilustrasi tes Virus Corona./Antara
Ilustrasi tes Virus Corona./Antara

Bisnis.com, JAKARTA  - Lebih dari 200 anggota staf PBB di Suriah terinfeksi Virus Corona saat Badan Dunia tersebut meningkatkan rencana darurat untuk memerangi penyebaran cepat pandemi di negara itu, menurut petugas medis dan pejabat PBB.

Koordinator Residen dan Koordinator Kemanusiaan PBB di Suriah, Imran Riza, Selasa  (1/9/2020) mengatakan kepada para kepala badan PBB, melalui surat yang dikirim kepada staf, bahwa PBB berada pada tahap akhir dalam mengamankan fasilitas medis untuk pengobatan Covid-19.

"Lebih dari 200 kasus dilaporkan di kalangan anggota staf PBB, beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit dan tiga anggota dievakuasi secara medis," kata pejabat tinggi PBB di Suriah dalam surat tersebut, yang dibocorkan ke Reuters dari anggota staf setempat yang terinfeksi.

Petugas kemanusiaan dan medis menyebutkan jumlah kasus yang sebenarnya lebih tinggi, termasuk ratusan anggota staf yang dipekerjakan oleh mitra LSM yang bekerja untuk belasan badan PBB, yang mengawasi operasi bantuan kemanusiaan terbesar negara tersebut.

Menurut Riza, terjadi lonjakan infeksi sepuluh kali lipat di Suriah dalam dua bulan sejak terakhir kali dirinya memberi tahu staf.

Ia merujuk pada data Kementerian Kesehatan, yang menyebutkan terdapat 3.171 kasus dan 134 kematian sejak kasus pertama Covid-19 dilaporkan pada 23 Maret.

"Situasi epidemiologi di seluruh negara itu berubah drastis," kata Riza.

Pekerja bantuan dan medis yang berbasis di Damaskus bersikap skeptis terhadap data resmi. Mereka menuduh otoritas menutup-nutupi keadaan sebenarnya.

Otoritas menepis tuduhan tersebut, namun mengakui bahwa tes Covid-19 memang terbatas.

PBB menyampaikan keprihatinan mengenai penyebaran Virus Corona di negara itu, yang infrastrukturnya dalam bidang kesehatan telah hancur akibat perang dan mengalami keterbatasan pasokan medis.

Pekerja bantuan dan medis independen mengungkapkan bahwa sejumlah dokter dan tenaga kesehatan meninggal dalam beberapa pekan terakhir.

Saksi dan petugas taman pemakaman umum menyebutkan bahwa proses pemakaman melonjak tiga kali lipat sejak Juli di sebuah TPU di selatan ibu kota, tempat yang dianggap petugas medis dan LSM sebagai pusat penyebaran kasus Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper