Bisnis.com, JAKARTA – China mengisyaratkan akan berpartisipasi dalam program vaksin global yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hal tersebut berlawan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menolak bergabung dalam program tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19 atau Covax dirancang untuk memastikan semua negara memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses vaksin yang sesuai, aman, dan efektif.
"Tujuan China sangat konsisten dengan tujuan Covax," ujarnya seperti dikutip Bloomberg pada Rabu (2/9/2020).
Pada Mei, Presiden Xi Jinping berjanji bahwa vaksin virus corona Covid-19 yang dikembangkan China akan dibagikan kepada dunia.
Meski begitu, Beijing belum mengonfirmasi akan menjadi anggota. Pada briefing lain bulan lalu, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan China sedang "belajar" untuk mengambil bagian di Covax.
Baca Juga
Banyak ahli kesehatan mengatakan pendekatan multilateral untuk pengembangan dan penyebaran vaksin paling masuk akal jika dunia ingin menghindari konflik dan inefisiensi yang pasti muncul jika negara-negara melakukannya sendiri.
Negara-negara yang lebih miskin khususnya dapat mengalami kerugian jika tidak ada koordinasi dan pendanaan pusat untuk pengembangan vaksin.
Hua mengindikasikan bahwa China melakukan komunikasi yang erat, selain WHO juga termasuk Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi dan Gavi, atau aliansi vaksin.
Menurut Hua, para pihak bertukar ide tentang masalah yang relevan. Mereka mengatakan akan bekerja sama untuk mempromosikan penelitian dan pengembangan, produksi dan distribusi vaksin. “Ke depan, kami melanjutkan komunikasi yang erat dengan para inisiator Covax.”
Meskipun kurang dari komitmen penuh, sikap Beijing lebih menggembirakan daripada Washington yang langsung menolak untuk berpartisipasi.
"Amerika Serikat akan terus melibatkan mitra internasional kami untuk memastikan kami mengalahkan virus ini, tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh WHO yang korup dan China," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere.