Bisnis.com, JAKARTA - Protes terkait dugaan tindakan rasisme telah terjadi sejak Mei di Amerika Serikat. Hal ini ditenggarai oleh perlakuan polisi terhadap orang kulit hitam hingga berujung kematian Ahmaud Arbery, George Floyd, dan Breonna Taylor.
Wisconsin menjadi negara bagian sebagai titik panas protes teranyar. Di negara bagian AS ini, Jacob Blake, seorang pria kulit hitam ditembak oleh oknum polisi beberapa kali dari jarak dekat.
Rekaman video insiden tersebut telah beredar di media sosial dan memicu protes di beberapa kota di AS atas penggunaan kekerasan oleh polisi. Aksi protes di Kenosha, Wisconsin pun berubah menjadi kekerasan, dengan bentrokan dilaporkan terjadi antara pengunjuk rasa dan polisi.
Beberapa di antara para demonstran telah merusak dan membakar bangunan. Hal itu mendorong Gubernur Wisconsin Tony Evers menyatakan keadaan darurat dan mengerahkan Garda Nasional.
Mengutip Aljazeera, Kamis (27/8/2020), berikut kronologi aksi protes di Wisconsin yang berujung bentrokan antara demonstran dan polisi:
23 Agustus 2020
Polisi Kenosha, Wisconsin menanggapi laporan gangguan rumah tangga yang sekitar pukul 5 sore waktu setempat. Ketika mereka tiba, Blake dilaporkan berusaha untuk meredakan situasi, perkelahian antara dua wanita.
Rinciannya belum jelas, tetapi beberapa saksi mata mengklaim bahwa mereka melihat polisi mengkonfrontasi Blake menggunakan taser dan bergulat dengannya sebelum penembakan. Sebuah video yang diambil oleh para saksi tampaknya menunjukkan Blake mencoba memasuki kembali kendaraannya ketika dua petugas polisi mengejarnya.
Kemudian seorang petugas polisi tampak meraih kemeja Blake dan menembak punggungnya dari jarak dekat. Saksi mata mengatakan mereka mendengar setidaknya tujuh tembakan.
24 Agustus 2020
Keesokan harinya, otoritas Wisconsin mengumumkan bahwa mereka telah menempatkan petugas yang terlibat dalam penembakan Blake pada cuti administratif.
Penyelidikan ditangani oleh Departemen Kehakiman Wisconsin, Patroli Negara Bagian Wisconsin dan kantor Kejaksaan Distrik Kenosha County. Penembakan Blake terus mendapatkan perhatian dari politisi dan pemain NBA seperti LeBron James, yang telah lama vokal dalam mendukung gerakan Black Lives Matter.
Menyusul protes yang dilakukan masyarakat ke jalan, pemerintah setempat memberlakukan jam malam. Namun, hal ini diabaikan dan protes terus berjalan. Semakin malam, aksi protes mulai mengarah kepada kekerasan. Terjadi pelemparan botol air dari arah demonstran kepada polisi dan Garda Nasional.
Demonstran juga diduga menjarah dan melakukan perusakan di sejumlah pusat bisnis. Gedung pengadilan Kenosha juga menjadi sasaran demonstrasi, serupa dengan demonstrasi di Portland, Oregon.
Pihak berwenang menggunakan gas air mata dan peluru baja berlapis karet untuk membubarkan protes malam itu, saat demonstrasi menyebar ke kota-kota besar.
26 Agustus 2020
Polisi mengonfirmasi pada Rabu pagi (26/8/2020) bahwa tiga orang telah terkena peluru selama protes yang dimulai sejak malam sebelumnya di Kenosha, Wisconsin.
Dua orang tewas dan korban ketiga tidak menderita luka yang mengancam jiwa, kata polisi. Penembakan itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 11:45 malam pada hari Selasa. Seorang anak berusia 17 tahun ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan sehubungan dengan penembakan itu, kata polisi kemudian.