Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilanda Kerusuhan Rasial, Inggris Masih Aman untuk WNI?

Wakil Duta Besar Inggris untuk RI dan Timor Leste Matthew Downing memastikan bahwa tanah Britania Raya tetap aman bagi warga WNI.
Seorang demonstran memegang perisai dalam aksi protes anti-imigran, di Rotherham, Inggris, 4 Agustus 2024./Reuters-Hollie Adams
Seorang demonstran memegang perisai dalam aksi protes anti-imigran, di Rotherham, Inggris, 4 Agustus 2024./Reuters-Hollie Adams

Bisnis.comJAKARTA - Kerusuhan rasial 'membakar' Inggris selama beberapa hari terakhir. Kelompok sayap kanan Inggris yang anti-imigran membakar, menjarah, dan menyerang orang non-kaukasoid selama kerusuhan berlangsung.

Kendati demikian, Wakil Duta Besar Inggris untuk RI dan Timor Leste Matthew Downing memastikan bahwa tanah Britania Raya tetap aman bagi warga negara Indonesia yang akan berkunjung.

Ia mematiskan bahwa sebagai negara yang multikultural, pemerintah Inggris tidak pernah membenarkan dan akan menindak tegas serangan terhadap masjid, komunitas Muslim, atau siapapun karena agama atau warna kulit. 

“Saya juga ingin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa orang-orang yang berkunjung ke Inggris tetap disambut dengan hangat,” jelasnya, seperti keterangan resmi Kedutaan Besar RI yang dikutip Rabu (7/8/2024). 

Downing mengungkapkan Inggris adalah negara inklufis dan toleran. Kerusuhan rasial yang sedang berkecamuk saat ini tidak mewakili nilai-nilai Inggris. 

Atas nama Pemerintah Inggris, Downing mengutuk premanisme dan hooliganisme yang dinilai tak masuk akal, yang dilakukan sejumlah kecil kelompok. 

“Para penjahat yang melakukan tindakan ini, dan mereka yang menghasut dengan kebencian dan disinformasi online, akan mendapat hukuman penuh,” jelasnya. 

sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengadakan pertemuan darurat dengan para kepala polisi pada Senin (5/8/2024) karena meluasnya aksi protes dan kerusuhan anti-imigran.

Kerusuhan meluas di berbagai kota dalam sepekan terakhir setelah seorang pemuda menikam tiga orang gadis hingga tewas di Southport di barat laut Inggris. Sejauh ini, polisi telah menangkap 420 orang. 

Pembunuhan tersebut disalahgunakan oleh kelompok-kelompok anti-imigran dan anti-Muslim untuk menyebarkan berita palsu di dunia maya bahwa tersangka penyerang adalah seorang Islam radikal yang baru saja tiba di Inggris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper