Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di Filipina bukan warga negara Indonesia (WNI), melainkan dua orang wanita warga lokal yang berkaitan dengan kelompok Abu Sayyaf.
Menlu Retno mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga, Pemerintah dan rakyat Filipina atas kejadian bom bunuh diri yang menewaskan 15 orang dan 70 orang luka-luka di Kota Jolo, Sulu, Filipina.
Dia menyebutkan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh dari Kepala Komando Mindanao Barat atau Western Mindanao Command (Westmincom), pelaku bom bunuh diri di Jolo terdiri dari dua orang wanita.
"Masih sesuai informasi Westmincom, pelaku pertama diidentifikasi sebagai istri pelaku pembom bunuh diri di Jolo pada Juni 2019 lalu," ungkapnya dalam press briefing, Kamis (27/8/2020).
Adapun pelaku kedua diidentifikasi sebagai istri dari seorang anggota Abu Sayyaf.
"Kedua pelaku menurut informasi tersebut diidentifikasi sebagai warga lokal," lanjut Retno.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi dua ledakan di Jolo, yakni di pusat kota dan di wilayah Katedral Our Lady of Mount Carmel pada Senin (24/8/2020).
Perlu diketahui, ledakan bunuh diri serupa juga pernah terjadi di katedral ini saat misa berlangsung hingga menewaskan 27 orang. Pelaku terduga juga berasal dari kelompok Abu Sayyaf.
Terkait kejadian ini, pemerintah Indonesia, termasuk melalui KBRI Manila dan KJRI Davao terus berkoordinasi dengan otoritas Filipina dan memantau perkembangan peristiwa ini dengan seksama.
Otoritas setempat masih terus melakukan investigasi dan identifikasi lebih lanjut. "Kami akan terus lakukan koordinasi dengan mereka," tutup Retno.