Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, melakukan pembangkangan terhadap aksi protes besar-besaran yang menuntut pengunduran dirinya dengan menenteng senjata otomatis jenis Khalasnikov dan mengenakan rompi antipeluru saat turun dari helikopter yang mendarat di kediamannya.
Pada hari ke-15 dari aksi protes terbesar di Belarusia kemarin, sekitar 200.000 orang berunjuk rasa melawan Lukashenko di sebuah alun-alun di ibu kota Minsk. Mereka mengabaikan peringatan untuk bubar dari aparat keamanan. Para pengunjuk rasa kemudian bergerak mendekati Istana Merdeka, tempat kediaman sang presiden.
Video dari kantor berita negara, BelTA, menunjukkan helikopter pemerintah mendarat di lapangan dan Lukashenko turun sambil menenteng senjata otomatis tipe Kalashnikov seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (24/8/2020).
Akan tetapi senjata itu tidak memiliki amunisi yang menunjukkan bahwa Lukashenko bertujuan hanya untuk menggertak.
Jalanan di sekitar Lapangan Merdeka menjadi merah dan putih saat para demonstran membawa bendera yang melambangkan oposisi mereka terhadap Lukashenko, yang telah berkuasa sejak 1994.
Para pendemo meneriakan slogan agar Lukashenko meninggalkan kantornya, sementara itu pihak berwenang terus memerintahkan mereka untuk meninggalkan alun-alun.
Lukashenko sebelumnya telah mengirim polisi anti huru hara untuk membubarkan demonstrasi yang meletus setelah dia mengklaim kemenangan pada pemilu untuk masa jabatan presiden keenam pada 9 Agustus lalu. Akan tetapi, para kritikus mengatakan pemilihan itu penuh dengan kecurangan.
Para pejabat kemarin memperingatkan warga Belarusia agar tidak berpartisipasi dalam "demonstrasi ilegal" dan outlet berita lokal menerbitkan video di media sosial yang menunjukkan meriam air dan polisi anti huru hara dengan perisai bergerak menuju Lapangan Merdeka.