Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) megatakan bahwa Indonesia akan memiliki 290 juta vaksin pada penghujung 2021. Pada akhir tahun ini, Indonesia diprediksi akan mampu memproduksi 20 - 30 juta vaksin.
“Jadi nanti saat vaksin merah putih kita ketemu kita bisa produksi lebih banyak dan kalau yang kita miliki berlebih ya nggak apa-apa dijual ke negara lain karena di Asean saja saya lihat belum ada negara yang siap dengan vaksin sebanyak yang tadi saya sampaikan,” kata Presiden saat membuka rapat terbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8/2020).
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia belum aman dari virus Corona hingga vaksin dapat diberikan kepada masyarakat. Meskipun saat ini beberapa daerah, khususnya di wilayah Jawa Barat, telah berada pada zona kuning dan hijau.
Sementara itu, saat ini Indonesia telah berkerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac untuk uji klinis tahap 3 calon vaksin. Pengujian terhadap 1.620 relawan ini dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung.
Namun, jumlah relawan yang mendaftar per tanggal 17 Agustus 2020, sudah mencapai 1.866 warga atau melampaui target relawan yang ditetapkan.
Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah akan mendukung pengadaan vaksin Covid-19 dalam bentuk anggaran untuk tahun ini dan tahun depan. Sri Mulyani menuturkan pihaknya telah meminta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk berkoordinasi terkait pengadaan antivirus tersebut.
Baca Juga
Perusahaan pelat merah, PT Bio Farma (Persero) yang akan memproduksi massal vaksin virus Corona. Pada tahap awal, perusahaan milik negara ini menargetkan untuk menghasilkan 40 juta dosis vaksin per tahun.
“Pada saat uji klinis dan izin edar keluar, kami sudah menargetkan untuk selesai sekitar 40 juta dosis per tahun,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir usai rapat dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Honesti menambahkan bahwa Bio Farma menyiapkan kemampuan maksimal produksi 100 juta dosis per tahun. Kemudian, pada tahun berikutnya akan ekspansi menuju 250 juta dosis per tahun.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan selain pengembangan vaksin yang dilakukan oleh Bio Farma yang bekerjasama dengan Sinovac. Dia menyatakan, saat ini juga ada beberapa inisiatif lainnya yang dikembangkan terkait vaksin Covid-19.
Pertama, upaya oleh konsorsium Lembaga Eijkman dan Bio Farma yang disebut Vaksin Merah Putih.
“Ini kerja sama antara lembaga Eijkman dan Bio Farma, berharap bahwa dengan pengembangan ini Indonesia punya vaksin sendiri,” kata Wiku, Selasa (18/8/2020).
Kedua, ada Kalbe Farma dan Genexin, perusahaan bioteknologi dari Korea Selatan. Genexin mengembangkan vaksin GX 19 dan akan melakukan uji klinis fase II pada akhir tahun ini.
Ketiga, Kimia Farma saat ini tengah penjajakan dengan G42, perusahaan teknologi Uni Emirat Arab (UEA) dan Sinopharm untuk melakukan pengadaan vaksin yang telah melalui uji klinis I dan II.
“Pemerintah terbuka dan terus proaktif untuk melakukan kerja sama dengan berbagai negara dan perusahaan,” ujarnya.