Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Babi Rusa & Anoa di Taman Nasional Lore Lindi Kian Berkurang

Berdasarkan data pada 2013, populasi anoa sekitar 77 ekor dan babi rusa 74 ekor.
Ilustrasi: Induk Anoa dan bayi Anoa yang baru lahir berada di Anoa Breeding Center di Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado, Sulawesi Utara./ANTARA FOTO-Adwit B Pramono
Ilustrasi: Induk Anoa dan bayi Anoa yang baru lahir berada di Anoa Breeding Center di Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado, Sulawesi Utara./ANTARA FOTO-Adwit B Pramono

Bisnis.com, PALU — Balai Besar Taman Nasional Lore Lindi mengakui keberadaan dua satwa endemik yaitu babi rusa dan anoa di dalam kawasan konservasi itu makin berkurang.

"Hal itu dikarenakan banyak masyarakat yang memburunya baik kebutuhan sehari-hari maupun sebagian dagingnya dijual," kata Kepala Balai Besar TNLL Jusman, Jumat (21/8/2020).

Dia mengatakan bahwa luas kawasan hutan konservasi TNLL mencapai 217.000 hektare, terbagi dalam dua wilayah administrasi yakni Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi.

Di satu sisi, petugas yang dimiliki Balai Besar TNLL untuk mengamankan menjaga kawasan konservasi tersebut masih sangat minim sekali.

Oleh karena itu, lanjut dia, tidaklah heran jika perburuan terhadap berbagai jenis satwa, termasuk satwa-satwa endemik, di kawasan TNLL masih sangat tinggi.

Dua jenis satwa endemik Sulawesi yang masih diburu masyarakat hingga kini adalah babi rusa dan anoa.

Kedua satwa itu, menurut Jusman, sudah sangat sulit diketemukan di kawasan TNLL. "Pada beberapa puluh tahun lalu, masih bisa dijumpai para petugas," katanya.

Namun, lanjut Jusman, beberapa tahun terakhir ini kedua satwa endemik yang dilindungi undang-undang tersebut sudah makin sulit dijumpai.

"Ini mengindikasikan bahwa anoa dan babi rusa sebagai satwa langka makin langka pula ditemukan di dalam kawasan konservasi TNLL," katanya.

Berdasarkan data pada 2013, populasi anoa sekitar 77 ekor dan babi rusa 74 ekor. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kata Jusman, populasi kedua satwa endemik tersebut, terus menurun.

Jika terus diburu masyarakat, bukan tidak mungkin suatu saat kedua satwa langka itu akan musnah dari habitatnya.

Oleh karena itu, pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk tidak lagi memburu kedua jenis satwa endemik agar tidak punah.

Anoa dataran tinggi maupun dataran rendah menyukai daun muda yang mengandung garam. Begitu pula air yang sedikit mengandung garam. Anoa juga suka menyantap lumut-lumut yang hidup di batang pohon dan batu-batuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper