Bisnis.com, JAKARTA – Airbnb Inc. menyatakan perusahaannya bersiap mencatatkan diri di bursa saham menyusul dengan semakin membaiknya ekonomi global.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/8/2020), perusahaan asal San Fransisco ini telah mengajukan penawaran umum saham perdananya secara rahasia kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Amerika Serikat.
Kendati telah memastikan untuk go public, belum ada keterangan secara resmi mengenai ukuran dan kisaran harga mengenai initial public offering (IPO) tersebut.
Hingga saat ini, Airbnb menjadi salah satu perusahaan yang dinantikan para investor untuk segera melantai di bursa saham.
Chief Executive Officer Airbnb, Brian Chesky, sebenarnya sudah berencana untuk melakukan IPO pada 31 Maret lalu, sebelum pandemi Covid-19 memaksa banyak negara untuk menutup perbatasannya dan melumpuhkan industri perjalanan.
Kabar gembira ini menjadi penentu debut Airbnb setelah lumpuh diterjang pandemi Covid-19. Bahkan sejumlah analis menilai rencana perusahaan ini untuk kembali bangkit melalui IPO terlampau cepat dibandingkan perkiraan.
Baca Juga
Perusahaan ini mulai melihat adanya perbaikan kinerja pada Juni lalu, dengan tingkat pemesanan yang hanya turun 30 persen year on year (yoy). Penurunan ini tercatat menggembirakan dibandingkan penurunan hingga 70 persen pada Mei 2020 (yoy).
Berdasarkan keterangan sumber Bloomberg, pendapatan Airbnb terjun bebas menjadi US$335 juta pada kuartal II/2020. Angka itu anjlok 67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Airbnb mencatatkan kerugian sebelum bunga, pajak, dan depresiasi senilai US$400 juta pada kuartal kedua tahun ini. Sepanjang Januari-Maret 2020, perusahaan akomodasi ini mengalami kerugian US$341 juta atau naik dari US$292 juta pada periode yang sama sebelumnya.