Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang properti di Filipina tengah mempertimbangkan alternatif mengubah pusat perbelanjaan menjadi fasilitas lain.
SM Prime Holdings Inc., pemilik pusat perbelanjaan terbesar di Filipina, akan menyewakan lahan parkir mallnya untuk penyimpanan atau parkir mobil jangka panjang.
Sementara itu, Ayala Land Inc. berencana mengubah area pusat perbelanjaannya menjadi fasilitas pergudangan atau kantor untuk e-commerce dan fasilitas klinik kesehatan.
Pandemi Covid-19 di negara tersebut telah memicu ketakutan bagi para warga, terutama terkait dengan kegiatan bisnis dan transportasi. Hal ini semakin menekan para pemilik ruang ritel setelah penurunan tajam di sisi permintaan serta resesi yang memukul negara tersebut.
Filipina memiliki banyak pusat perbelanjaan terbesar di Asia. Manajer Riset Colliers International Group Inc. Joey Bondoc mengungkapkan Manila memiliki total ruang ritel hingga 7,3 juta meter persegi.
Ini dua kali lipat dari luas Central Park di New York, AS. Menurutnya, tingkat kekosongan ruang ritel di Manila diperkirakan akan naik 12 persen tahun ini dan tingkat sewa turun untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global.
Baca Juga
Kondisi ini, kata Bondoc, memaksa pusat perbelanjaan melakukan inovasi. Ayayaland Logistics Holdings Corp. tengah mempelajari upaya mengubah bagian dari pusat perbelanjaannya menjadi fasilitas bisnis.
"Kami terus mengeksplorasi kesempatan," kata CEO Ayayaland Francis Montojo. Dia mengatakan area komersial akan dikonversi menjadi klinik kesehatan atau ruang perkantoran.
Presiden SM Prime Jeffrey Lim mengatakan pihaknya menyewakan lahan parkirnya di satu pusat perbelanjaan kepada sebuah bank.