Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres di Belarusia Ricuh, Pemerintah Tangkap Lebih dari 6.000 Pengunjuk Rasa

Svetlana Tikhanovskaya, Capres dari partai oposisi melarikan diri ke Lithuania akibat kericuhan dalam Pilpres di Belarusia.
Polisi anti huru hara di Minsk - Siarhei Leskiec / AFP - Getty Images
Polisi anti huru hara di Minsk - Siarhei Leskiec / AFP - Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang di Belarusia menyatakan telah menangkap lebih dari 6.000 orang sejak tiga malam aksi demo penuh kekerasan akibat kecurangan dalam pemilihan presiden yang disengketakan pada Minggu (9/8/2020).

Rekaman aksi polisi saat memukuli para pendemo dan menahan pengunjuk rasa dengan tindak kekerasan beredar luas.

Sejumlah pihak oposisi telah dipenjara dan diusir dari negara itu dalam tindakan keras besar-besaran setelah pemilihan umum, yang menurut komisi pemilihan dimenangkan secara telak oleh Presiden Alexander Lukashenko.

Di antara pihak opisisi yang melarikan diri adalah Svetlana Tikhanovskaya, kandidat oposisi utama, yang berangkat ke Lithuania setelah anak-anaknya diancam.

Anggota oposisi menuduh polisi menyerang pengunjuk rasa tanpa proses hukum. Video menunjukkan petugas polisi menembak orang yang lewat dengan peluru karet dan memukuli demonstran dengan pentungan setelah penangkapan mereka.

Sedangkan televisi pemerintah menayangkan video tentang pengunjuk rasa dengan memar di wajah mereka saat diinterogasi oleh polisi di sebuah ruangan.

“Jadi, apakah kita akan terus membuat revolusi?,” menurut rekaman suara dalam tayangan tersebut seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (13/8/2020).

Di Brest, sebuah wilayah di barat daya negara itu, penegak hukum mengonfirmasi bahwa mereka menggunakan amunisi untuk menembak ke arah pengunjuk rasa sehingga melukai satu orang. Kementerian Dalam Negeri mengklaim para pengunjuk rasa telah menyerang mereka dengan batang baja.

Di sebuah pusat penahanan di pinggiran ibu kota, Minsk, keluarga yang putus asa berkumpul setiap pagi untuk meminta informasi kepada polisi tentang kerabat yang hilang saat aksi protes. Saat mobil polisi hijau tua tiba yang membawa lebih banyak tahanan, terdengar teriakan "Memalukan!"

“Putra saya akan pulang dan bertemu istrinya pada Senin malam dan saya belum mendengar kabar darinya sejak itu,” kata Natalia, 75 tahun, sambil menangis.

Sedangkan yang lainnya membawa kantong makanan dan persediaan lainnya dengan harapan bisa diserahkan kepada orang-orang di dalam tahanan.

Dalam rapat umum di dekat pasar Minsk kemarin, ratusan wanita yang mengenakan pakaian putih dan memegang bunga membentuk rantai manusia untuk memprotes kebrutalan polisi dan penangkapan massal.

Teater Bebas Belarusia, sebuah kelompok teater bawah tanah yang mengkritik pemerintah, melaporkan bahwa dua anggotanya telah ditangkap dan mengatakan bahwa mereka ditahan dalam kondisi yang menyedihkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : TheGuardian.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper