Bisnis.com, JAKARTA - Pengunjuk rasa dan polisi antihuru hara bentrok di Ibu Kota Belarusia, Minsk dan kota-kota lain setelah jajak pendapat melaporkan pemimpin petahana Alexander Lukashenko terpilih kembali dalam pemilu kemarin.
Di Minsk, polisi menggunakan granat kejut untuk membubarkan massa di pusat kota. Sebagian dari pengunjuk rasa dilaporkan cidera.
Jajak pendapat TV nasional menunjukkan bahwa Lukashenko memenangkan hampir 80 persen suara pemilih. Kandidat oposisi utama Svetlana Tikhanovskaya mengatakan dia tidak mempercayai perolehan suaranya hanya sebesar 7 persen.
"Saya percaya pada mata saya, dan saya melihat mayoritas ada bersama kami," katanya pada konferensi pers tadi malam seperti dikuttip BBC.com, Senin (10/8/2020).
Pihak oposisi mengatakan pemungutan suara telah dicurangi. Karena itu mereka mengatakan akan mempertahankan penghitungan alternatif.
Ms Tikhanovskaya, 37, mengikuti pemilihan umum (pemilu) menggantikan suaminya yang dipenjara dan melanjutkan untuk memimpin demonstrasi besar-besaran kelompok oposisi.
Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, berjanji bahwa situasi di negara itu akan tetap "terkendali".
Lukashenko merupakan Presiden Belarusia terlama di Eropa yang menghadapi tekanan asing
Menjelang pemungutan suara terjadi tindakan keras terhadap aktivis dan jurnalis di tengah demonstrasi oposisi terbesar di negara itu dalam beberapa tahun.
Di Minsk, bentrokan dilaporkan terjadi di dekat monumen Minsk-Hero City di pusat kota. Saksi dan koresponden mengatakan polisi anti huru hara menggunakan peluru karet dan meriam air untuk membubarkan demonstran.