Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Singapura memproyeksi pada Semester II/2020 gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) berpotensi terjadi di perusahaan-perusahaan finansial, termasuk perbankan.
"Iklim ekonomi akan semakin menantang. Kami memperkirakan penciptaan lapangan kerja baru akan semakin lambat, dan di saat bersamaan penghematan sepertinya bakal kian marak," tutur Deputi Managing Director Bank Sentral Singapura (MAS) Jacqueline Loh, seperti diwartakan Bloomberg Rabu (12/8/2020).
Tahun lalu sektor finansial tercatat menampung 4,5 persen dari keseluruhan tenaga kerja lokal di Singapura. Total ada 170.000 lokal dan asing berkecimpung di sektor yang menyumbang 13 persen PDB Singapura 2019 tersebut.
Khusus pada bidang perbankan, pada Kuartal I/2020 sebenarnya menorehkan kinerja menjanjikan. Data MAS menyebutkan bahwa selama Januari-Juni 2020 bank-bank di Singapura menyerap 1.500 pekerja dan penghematan tak terjadi dengan masif.
Sayangnya, pada semester 2 Loh ragu penyerapan tenaga kerja dapat berjalan dengan optimal.
Belakangan pemerintah mendapat kritik keras karena dianggap kurang memfasilitasi tenaga kerja lokal. Loh sendiri tak mau terlalu ambil pusing dengan kritik tersebut. Menurutnya, persaingan dengan tenaga kerja asing adalah hal yang mustahil dihindari.
Baca Juga
"Kami harus tetap terbuka dan akan terus membuka peluang bagi talenta-talenta global selama mereka memenuhi kriteria kami. Meski demikian, perusahaan juga harus tetap memerhatikan etika dan mendukung pengembangan talenta-talenta lokal," tandasnya.