Bisnis.com, JAKARTA – Beredar kabar di tengah masyarakat bahwa alat pendeteksi suhu, thermal gun, yang kerap dipakai di perkantoran maupun mal, berisiko merusak otak.
Benarkah kabar tersebut?
Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan bahwa kabar atau informasi itu tidak tepat.
Anggota Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 dokter Shela Rachmayanti berkata argumen tersebut keliru, sebab thermo gun tak bisa mengeluarkan radiasi yang berdampak langsung pada manusia.
"Termometer ini tidak mengeluarkan sinar yang bisa mengeluarkan radiasi. Jadi tidak berbahaya. Tidak berbahaya untuk otak atau syaraf yang ada di mata," kata Shela dalam dialog di BNPB, Jumat (7/8/2020).
Anggota Tim Pakar lainnnya, Budi Santoso pun mengamini pemaparan Shela.
Baca Juga
Menurutnya, justru yang bagus pengukuran suhu tubuh dilakukan di dahi. Sebab pengukuran di tangan dan kaki justru akan mengurangi akurasi.
"Hasil pemeriksaan suhu tubuhnya jadi tidak akurat lagi. Kalau misal di tangan kan kita juga mengayunkan tangan, dari embusan angin itu juga suhunya bisa berubah,” katanya.
Disinformasi thermal gun merusak otak, salah satunya bersumber dari wawancara Helmi Yahya dengan ekonom Ichsanuddin Noorsy di akun Youtubenya.
Dalam video tersebut, Ichsan mengatakan thermo gun digunakan untuk memeriksa kabel panas dan bukan temperatur manusia.
Video tersebut banyak dipotong dengan durasi sekitar satu menit dan telah tersebar di media sosial.
"Kepala kita ditembak laser. Kita tidak tahu dampak pada struktur otak kayak gimana gitu ya, kalau saya gak mau," kata Ichsanuddin.