Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Covid-19, Akhir Oktober Diprediksi Tersedia di China

Peneliti vaksin di China memperkirakan negeri itu akan memiliki vaksi Covid-19 mulai akhir Oktober ini.
Ilustrasi/istimewa
Ilustrasi/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Mulai akhir Oktober tahun ini China diperkirkan sudah memiliki vaksin Covid-19.

Perkiraan tersebut disampaikan seorang penelitik vaksin Negeri Tirai Bambu tersebut.

Tao Lina, peneliti vaksin dari Shanghai, menyebutkan bahwa Oktober adalah perkiraan tercepat. Dengan kata lain, masih mungkin perkiraan itu bisa meleset melihat kondisi yang ada.

"Beberapa vaksin domestik Covid-19 telah memasuki uji klinis tahap ketiga dan perlu waktu sekitar sebulan untuk melihat dampaknya pada sampel," kata Tao Lina, seperti dikutip media resmi setempat, Kamis (6/8/2020).

China hingga saat ini terus berada di barisan terdepan negara yang berupaya mencari vaksi Covid-19. Sejumlah uji vaksin dilakukan di berbagai negara, salah satunya di Brasil.

Tao Lina menambahkan sekitar 220 juta dosis vaksi Covid-19 akan diproduksi di China. Vaksin-vaksin tersebut, jelas dia, terlebih dulu disuntikkan kepada staf medis, orang-orang yang bekerja di bandar udara, dan petugas pemeriksaan pos perbatasan.

Setelah cadangan untuk kebutuhan dalam negeri China dirasa aman, vaksin baru bisa diekspor ke beberapa negara tujuan potensial, seperti Filipina dan Brasil.

China National Biotec Group (CNBG) pada Rabu (5/8) mengumumkan bahwa ruang produksi inaktif vaksin Covid-19 yang berafiliasi dengan Beijing Institute of Biological Products telah lolos uji nasional.

Fasilitas yang diklaim sebagai yang pertama di dunia itu telah mengantongi sertifikat produksi sehingga sekarang siap digunakan, demikian dinyatakan pihak CNBG.

CNBG juga berafiliasi dengan China National Pharmaceutical Group (Sinoparm), badan usaha milik pemerintah China yang bergerak di bidang farmasi.

Beijing Institute, jelas CNBG, hanya butuh waktu dua bulan untuk merampungkan bangunan produksi vaksin tersebut pada 15 April.

Departemen terkait telah melakukan uji keamanan biologi fasilitas produksi tersebut pada Juli dengan kesimpulan bahwa fasilitas tersebut memenuhi standar nasional sehingga harus segera beroperasi untuk memproduksi secara massal vaksin Covid-19, sebagaimana pernyataan CNBG.

Setelah pabrik di Beijing dan di Wuhan beroperasi, CNBG mampu memproduksi 220 juta dosis vaksin Covid-19.

Sinopharm pada 30 Juli telah meluncurkan uji tahap ketiga Covid-19 di Brasil. Sebelumnya, perusahaan tersebut juga melakukan hal yang sama di Uni Emirat Arab dengan melibatkan 15.000 sukarelawan lokal, termasuk para ekspatriat.

Perusahaan Jerman BioNTech dan mitranya dari China, Shanghai Fosun Pharmaceutical, pada Rabu (5/8) mengumumkan sebanyak 72 partisipan telah diberi suntikan BNT162b1, kandidat vaksin Covid-19 berbasis teknologi mRNA milik BioNTech.

Kandidat vaksin itu juga telah mendapatkan persetujuan dari regulator China karena kedua perusahaan tersebut juga mengembangkan kandidat vaksinnya di China.

Para ilmuwan dari Hong Kong dan Makau, Senin (3/8), melakukan terobosan pengembangan rekombinan vaksin Covid-19 agar nantinya dapat diproduksi secara massal dengan biaya lebih murah.

Pihak Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) pada akhir Juli menyebutkan bahwa China memiliki 13 perusahaan yang mulai mengembangkan vaksin Covid-19, sembilan di antaranya sudah mendapatkan persetujuan uji klinis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper