Bisnis.com, JAKARTA - Produsen farmasi dan bahan kimia, Bayer AG, mengungkapkan pandemi Covid-19 telah melemahkan permintaan untuk beberapa obat-obatan di kuartal kedua sehingga memengaruhi prospek penjualan dan pendapatan tahun ini.
Laba inti per saham perusahaan diperkirakan hanya mencapai 6,70 euro dan 6,90 euro tahun ini.
Dikutip dari Bloomberg, perusahaan juga melihat pelambatan di segmen operasi dan prosedur medis ikut mencederai divisi farmasi Bayer. Kendati demikian, perusahaan meyakini adanya perbaikan dalam beberapa bulan ke depan karena sistem medis di seluruh dunia tengah menangani pasien virus Corona sementara mengatasi persoalan rutin.
Baca Juga
Unit konsumsi kesehatan diuntungkan pada awal tahun ini dari kecenderungan masyarakat menyimpan obat-obatan over-the-counter (OTC).
Sayangnya, efek tersebut memudar pada kuartal II/2020 sehingga menekan penjualan dan pendapatan. Sementara itu, bisnis crop science mendapatkan angin segar saat pandemi. Penjualan bibit dan bahan kimia semakin kencang.
Saham Bayer turun sekitar 20 persen tahun ini sedangkan Indeks Farmasi 500 Eropa Bloomberg telah turun hampir 3 persen. Sejak Bayer mengumumkan penawaran litigasi pada akhir Juni, saham telah menurun lebih jauh.