Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Korea Selatan naik pada Juli. Hal ini menandakan penurunan ekonomi karena pandemi virus corona sedang memuncak, sedangkan kekuatan pemulihan masih dipertanyakan.
Melansir Bloomberg pada Selasa (4/8/2020), indeks harga makanan dan minuman naik 4,3 persen, dengan sayuran dan tanaman laut melonjak 15 persen. Harga terkait perawatan kesehatan meningkat 1,5 persen dan transportasi turun 2,9 persen.
Data dari kantor statistik Korea Selatan juga menunjukkan, inflasi melaju ke angka 0,3 persen dari nol pada Juni dan negatif pada Mei. Para ekonom juga memperkirakan harga konsumen akan meningkat 0,3 persen dari tahun sebelumnya.
Denyut inflasi yang muncul mendukung pandangan bahwa kebangkitan dari kemerosotan akibat pandemi sedang berlangsung, dibantu oleh stimulus pemerintah yang mencakup tiga anggaran tambahan dan karantina efektif yang memungkinkan bisnis untuk tetap terbuka.
Namun, angka inflasi itu jauh di bawah level awal tahun ini karena prospek ekonomi yang tidak pasti tetap tergantung pada perkembangan virus. Turunnya harga transportasi, listrik dan energi juga menunjukkan tekanan inflasi lemah.
"Masih ada beberapa kecemasan tentang tren inflasi," kata Park Sang-hyun, seorang ekonom untuk HI Investment & Securities di Seoul, dilansir Bloomberg, Selasa (4/8/2020).
Baca Juga
Sementara itu, Bank of Korea akan meninjau prospek ekonomi pada 27 Agustus mendatang setelah sebelumnya memperkirakan kontraksi 0,2 persen untuk ekonomi dan inflasi pada 0,3 persen tahun ini. Inflasi jauh di bawah target 2 persen dan Gubernur Lee Ju-yeol telah berulang kali mengatakan kebijakan moneter akan tetap akomodatif sampai ekonomi pulih.
Sedangkan momentum ekonomi positif telah terlihat dalam data perdagangan dengan hambatan dari ekspor berkurang, sementara kepercayaan bisnis dan konsumen juga telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah Korea Selatan sejauh ini menjanjikan setidaknya 270 triliun won (US$226 miliar) untuk mendukung ekonomi yang dilanda virus, termasuk bantuan langsung kepada keluarga. Sementara ini stimulus itu telah membantu mencegah kemerosotan yang lebih dalam.
Pukulan di bidang perdagangan kemungkinan akan terus berlanjut karena pembatasan di seluruh dunia tetap ada. Pemerintah akan mencoba untuk merangsang konsumsi di bidang-bidang termasuk pariwisata, hiburan dan olahraga.