Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar transformasi digital dipercepat, khususnya pada masa pandemi seperti saat ini. Presiden mengatakan pandemi telah mengubah cara-cara hidup masyarakat seperti cara kerja, belajar, komunikasi, dan transaksi dari yang semula dengan kontak fisik menjadi digital atau secara daring.
Presiden Jokowi pun menginstruksikan lima hal dalam upaya percepatan tranformasi digital. Pertama, segera melakukan percepatan, perluasan, kasesk, dan peningkatan infrastruktur digital.
"Saya kira kemarin kita sudah bicara dengan Menkominfo mengenai ini," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/8/2020).
Lebih lanjut, percepatan penyediaan layanan internet di 12.500 desa atau kelurahan dan di titik-titik layanan publik.
Kedua, penyiapan roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis baik di pemerintahan, layanan publik, bansos, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri dan penyiaran.
Dia pun mengingatkan agar utilisasi infrastruktur digital yang sudah dibangun harus dioptimalkan.
Ketiga, intregrasi pusat data nasional dipercepat. Keempat, penyiapan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) atau talenta digital.
"Negara kita membutuhkan talenta digital sebanyak kurang lebih 9 juta orang untuk 15 tahun kedepan atau 600.000 per tahun," kata Jokowi.
Kelima, terkait regulasi dan skema pendanaan dan pembiyaan transformasi digital agar segera disiapkan secepatnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan percepatan transformasi digital harus segera dilakukan mengingat hasil survei IMD World Digital Competitiveness Index 2019 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 56 dari 63 negara.
Peringkat tersebut, sambungnya, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asean seperti Thailand di posisi 40, Malaysia di posisi 26, dan Singapura di peringkat 2.
"Itu perlu menjadi perhatian kita bersama yang pertama lakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital," ujarnya.