Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Perpanjang Status Darurat untuk Keempat Kalinya

Keputusan itu dituding untuk menghentikan protes antipemerintah. Ribuan orang termasuk mahasiswa, berdemonstrasi di Bangkok dan beberapa kota lain bulan ini menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha.
Suasana Bangkok, Thailand, pada 19 Juni 2020./Antara/Reuters
Suasana Bangkok, Thailand, pada 19 Juni 2020./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Thailand memperpanjang keadaan darurat negara itu untuk keempat kalinya hingga 31 Agustus, dengan harapan dapat menekan penularan virus Corona mengingat Negeri Gajah Putih ini menjadi salah satu negara dengan kasus yang terendah di Asia.

Negara ini belum mendeteksi kasus virus Corona baru dari transmisi lokal selama sekitar dua bulan. Secara keseluruhan, Thailand telah melaporkan 3.298 kasus dan 58 kematian. Namun, para pejabat mengatakan mereka waspada karena wabah baru telah terjadi di tempat lain, termasuk Hong Kong dan Vietnam.

Meski demikian, keputusan itu dituding untuk menghentikan protes antipemerintah. Ribuan orang termasuk mahasiswa, berdemonstrasi di Bangkok dan beberapa kota lain bulan ini menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha.

"Saya tidak menghalangi protes apa pun selama itu sah. Saya khawatir karena para pengunjuk rasa adalah masa depan negara ini. Mereka memiliki dorongan untuk berubah, tetapi tindakan mereka dapat“ menciptakan perpecahan di masyarakat," kata Prayuth dilansir Bloomberg, Rabu (29/7/2020).

Prayuth merupakan seorang mantan jenderal yang mengambil alih kekuasaan dalam sebuah kudeta pada 2014, meskipun masa jabatannya kini mengikuti pemilihan nasional pada Maret 2019.

Perombakan akan dilakukan setelah empat menteri, termasuk Menteri Keuangan baru-baru ini mengundurkan diri. Susunan kabinet baru akan dikirim ke kerajaan pada Agustus mendatang.

Sementara itu, gubernur bank sentral yang baru telah disetujui oleh Kabinet. Sethaput Suthiwart-Narueput yang telah menjadi anggota komite kebijakan moneter sejak 2014 dan merupakan penasihat ekonomi perdana menteri, akan menggantikan Veerathai Santiprabhob. Menurut bank sentral, ekonomi Thailand yang bergantung pada ekspor dan pariwisata akan menyusut sebanyak 8,1 persen tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper