Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat dan Australia berusaha untuk membentuk koalisi yang lebih tegas melawan China di kawasan Indo-Pasifik.
Dua negara mengumumkan beberapa inisiatif pertahanan sederhana sambil mendorong kembali isu-isu yang melibatkan Beijing mulai dari undang-undang keamanan nasional Hong Kong hingga teknologi 5G.
Para pejabat senior AS dan Australia bertemu selama dua hari di Washington minggu ini. Pertemuan ini menyepakati kerja sama militer yang lebih besar dan untuk membangun fasilitas cadangan bahan bakar yang didanai secara komersial oleh AS dioperasikan kota utara Darwin.
"Ini akan memastikan aliansi mempertahankan kemampuannya dalam lingkungan modern yang cepat," kata Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds, dilansir Bloomberg, Rabu (29/7/2020).
Berdiri di sampingnya, Sekretaris Negara AS Michael Pompeo, Menteri Pertahanan Mark Esper dan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.
Meskipun AS dan Australia mendorong secara lebih agresif terhadap klaim Negeri Panda di Laut Cina Selatan, kedua belah pihak mengabaikan penyebutan proposal agar Australia mengambil peran lebih besar dalam mengirimkan kapal perang melalui jalur air strategis.
Baca Juga
Hubungan antara Canberra dan Beijing semakin panas terutama sejak tuntutan Australia untuk memungkinkan penyelidikan independen tentang asal-usul virus corona.
China membalas dengan menerapkan tarif pada ekspor gandum Australia dan menghentikan beberapa impor daging sapi serta mengancam boikot yang lebih luas.
"Untuk beberapa waktu, AS dan Australia telah menggembar-gemborkan apa yang disebut sebagai ancaman China, mengolesi dan memfitnah China atas serangkaian masalah. China menyesalkan itu dan dengan tegas menentangnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin.
Sementara itu, Australia semakin berupaya untuk bersatu dengan negara-negara kecil di kawasan itu untuk melawan China. Negara ini bergabung dengan AS minggu lalu dalam menolak klaim kelautan China yang luas di Laut China Selatan.
Setelah pertemuan Selasa kemarin di Washington, kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan untuk memperkuat keamanan dan kesejahteraan bersama Amerika Serikat dan Australia.
Selain itu, keduanya juga berkolaborasi dalam isu-isu termasuk senjata hipersonik, pertahanan udara dan rudal terintegrasi, perang elektronik dan bawah laut, ruang angkasa, keamanan siber dan mineral kritis.