Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gelombang Kedua Corona di Spanyol, Eropa Perketat Perbatasan

Kementerian Kesehatan Spanyol melaporkan lebih dari 920 kasus baru pada Kamis dan Jumat minggu lalu, jumlah tertinggi sejak awal Mei.
Sebuah ventilator ditempatkan di samping seorang pasien di ICU RS Sant Pau di Barcelona, Spanyol, Kamis (2/4/2020)./Bloomberg-Angel Garcian
Sebuah ventilator ditempatkan di samping seorang pasien di ICU RS Sant Pau di Barcelona, Spanyol, Kamis (2/4/2020)./Bloomberg-Angel Garcian

Bisnis.com, JAKARTA - Gelombang kedua virus corona merebak di Spanyol khususnya di wilayah Catalonia. Hal itu mendorong sejumlah negara tetangga di Eropa memberlakukan karantina bagi warga yang kembali dari negara itu.

Kementerian Kesehatan Spanyol melaporkan lebih dari 920 kasus baru pada Kamis dan Jumat minggu lalu, jumlah tertinggi sejak awal Mei, ketika pemerintah mulai mengurangi salah satu dari penutupan paling ketat di Eropa.

Beberapa minggu sebelumnya, Inggris memasukkan Spanyol ke dalam daftar negara-negara yang aman untuk liburan musim panas. Namun pada Sabtu pekan lalu, pemerintah berbalik arah dan mengumumkan akan memberlakukan karantina 14 hari pada siapa pun yang datang dari Spanyol.

Selain Inggris, Norwegia pada Jumat pekan lalu juga mengumumkan karantina 10 hari untuk orang-orang yang kembali dari Spanyol, dan Prancis mengeluarkan peringatan perjalanan baru untuk Catalonia yang di dalamnya terdapat Barcelona dan pantai-pantai populer.

Langkah-langkah selanjutnya akan membebani permintaan pada periode puncak perjalanan di negara yang bergantung pada pariwisata untuk lebih dari 10 persen dari produk domestik bruto.

Adapun sebagian besar kasus-kasus baru berada di wilayah Catalonia di timur laut Spanyol, di mana pihak berwenang telah memperluas pembatasan untuk mencoba meratakan kurva.

Di Barcelona, <Lockdown sebagian yang memengaruhi 200.000 orang telah diberlakukan di distrik barat Segria.

Operator perjalanan terbesar di Inggris dan perusahaan perjalanan Jerman, menangguhkan semua liburannya ke Spanyol hingga 9 Agustus 2020. World Travel & Tourism Council menyebut keputusan Inggris sebagai pukulan pahit bagi para pelancong dan mengatakan penutupan lokal, pembatasan perjalanan yang tidak lebih luas akan menjadi solusi yang lebih baik.

"Kami cukup frustrasi. Kami benar-benar merasa lebih aman di sini, karena semua orang memakai masker," kata Carolyne Lansell, seorang turis Inggris, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi pemerintah Spanyol TVE, dilansir Bloomberg, Senin (27/7/2020).

Menteri Luar Negeri Arancha Gonzalez Laya mengatakan Pemerintah Spanyol berusaha meyakinkan Inggris untuk mengecualikan Kepulauan Balearic dan Canary, di mana infeksi jauh di bawah Inggris. Kedua pulau adalah tujuan wisata terbesar Spanyol untuk orang asing.

Spanyol adalah salah satu negara yang paling terpukul di Eropa oleh virus corona dan telah menderita lebih dari 28.000 kematian, tertinggi keempat di Eropa setelah Inggris, Italia dan Prancis.

Lockdown nasional yang dimulai pada Maret sebagian besar telah menghentikan penyebaran Covid-19. Namun, pelonggaran pembatasan tersebut dan dimulainya liburan musim panas telah berkontribusi pada melonjaknya kasus, terutama di kalangan anak muda yang sering mengunjungi bar dan klub yang ramai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper