Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Percepat Pemangkasan Beban, Rugi Nissan Lebih Kecil dari Prediksi Analis

Para analis memprediksi kerugian operasional secara kuartalan senilai 253 miliar yen atau setara US$2,4 miliar.
Logo Nissan Motors baru. /NISSAN
Logo Nissan Motors baru. /NISSAN

Bisnis.com, JAKARTA - Rugi operasional perusahaan otomotif Jepang Nissan Motor Co. disebutkan lebih kecil dari perkiraan untuk kuartal paling akhir, seiring dengan upaya yang dilakukan untuk menekan biaya beban.

Dilansir Bloomberg, Minggu (26/7/2020), informasi tersebut berasal dari seorang narasumber yang mengetahui kinerja perusahaan, tetapi enggan untuk disebutkan identitasnya.

Walaupun para analis memprediksi kerugian operasional secara kuartalan senilai 253 miliar yen atau setara US$2,4 miliar, upaya yang dilakukan Nissan membantu memangkas rugi hingga sekitar 100 miliar yen, ujar sumber Bloomberg. Perusahaan otomotif ini secara resmi akan melaporkan kinerja tahun fiskal yang berakhir pada Juni pada Selasa (28/7/2020).

Produsen mobil asal Jepang ini sedang berjuang mengembalikan laba dan penjualan setelah pada November 2018 Mantan Chairman Carlos Ghosn tersandung kasus dan inovasi model baru yang kurang, menyebabkan Nissan kurang siap menghadapi turbulensi permintaan global di tengah pandemi Covid-19.

Setelah mengumumkan kerugian terbesar dalam 20 tahun terakhir untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2020, Nissan menyatakan rencananya memangkas 300 miliar yen di sisi beban tetap, menutup lini produksi, dan menurunkan kapasitas sebesar 20 persen.

Target pengurangan beban tetap tahunan akan dinaikkan menjadi 350 miliar yen dan tiga pabrik global akan ditutup, berdasarkan dokumen yang dilihat oleh Bloomberg. Langkah ini bakal menaikkan pengurangan karyawan menjadi sekitar 14.000 orang dalam beberapa tahun mendatang. Sementara, pada tahun lalu Nissan telah mengurangi karyawan sebanyak 12.500 orang.

Dua kantor yang disewa di dekat kantor pusat Nissan di Yokohama juga ikut ditutup, seiring dengan banyaknya karyawan yang bekerja dari rumah selama pandemi virus corona.

Sementara itu, pihak Nissan tidak merespons permintaan tanggapan mengenai kinerja yang dikirimkan oleh Bloomberg.

Sebagai upaya untuk mencapai keuntungan, masih dari dokumen yang sama, Nissan juga berencana menjual aset-asetnya. Saat ini, perusahaan sedang berjuang menjadi pembeli untuk anak usahanya Nissa Trading.

Pada awal bulan ini, Nissan menambah utang senilai 70 miliar dengan menerbitkan surat utang bertenor antara 18 bulan hingga 5 tahun. Sumber Bloomberg menambahkan upaya menekan pengeluaran dan meningkatkan dana kas akan membawa arus kas Nissan kembali positif pada kuartal IV tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper