Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. menyatakan bahwa filosofi kaizen menjadi landasan perusahaan, khususnya sumber daya manusia mereka dalam bertahan dan beradaptasi menghadapi wabah Covid-19.
Chief Corporate Human Capital Development PT Astra International Tbk. (ASII) Aloysius Budi Santoso menjelaskan bahwa prinsip kaizen menjadi cara dalam mempersiapkan karyawan mereka agar siap menghadapi perubahan yang cepat.
“Saya kira pertama adalah kami di Astra cukup beruntung karena secara budaya yang kami percaya, yaitu proses kaizen dan itu adalah inti yang kami percaya di Astra. Jadi, kami dikenalkan dengan proses kaizen, dalam setiap hal kami harus terus melakukan perbaikan dan terus unggul. Kemudian, top management tidak ragu dan memiliki keputusan jelas, tetapi tetap memperhatikan banyak aspek,” ujarnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Bisnis, bertajuk Redefining Human Resources in Challenging Time, Jumat (24/7/2020).
Kaizen merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna perbaikan berkesinambungan. Filsafat kaizen berpandangan bahwa hidup hendaknya fokus pada upaya perbaikan terus-menerus.
Aloysius juga melihat pandemi Covid-19 memang mempercepat revolusi industri industri 4.0 dan masa depan di dunia kerja. Hal ini juga berkorelasi pada fungsi manajemen sumber daya manusia di perusahaan, salah satunya dari fungsi pekerjaan mereka.
“Peran dari human capital yang semula adalah yang mengatur mitra strategis akan beralih menjadi navigator bisnis, pengelola perubahan dan transformasi beralih menjadi penggerak organisasi, serta fokus akan juara kerja beralih menjadi pencari bakat,” tuturnya.
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa yang dimaksudkan sebagai navigator bisnis adalah praktisi SDM harus mampu menjadi fasilitator yang bisa menopang dan meraih sinergi serta menjelajahi pola bisnis dari adaptasi normal baru.
“HR [human resources] yang sebelumnya berperan di belakang layar, kini perannya akan berada di depan menjadi bagian dari fasilitasi sinergi untuk bisa bertahan dan menyiapkan dukungan bisnis pada perusahaan saat masuk normal baru,” jelasnya.
Sementara itu, penggerak organisasi menjadi masa depan dari dunia kerja saat ini dengan mampu bergerak lebih cepat, tetapi tetap memiliki ketahanan dalam mengelola SDM perusahaan.
“Pandemi ini betul memorak-porandakan berbagai bisnis strategi yang ada, [tetapi] hanya perusahaan dan orang di dalamnya yang memiliki ketahanan yang bisa bertahan,” jelasnya.
Menurutnya, terdapat beberapa hal yang dapat dipersiapkan oleh oleh pihaknya, pertama, adalah memastikan keselamatan karyawan dan kelangsungan bisnis.
Kedua, adalah memuat organisasi yang tangguh, dan ketiga, adalah memanfaatkan inovasi gelombang baru dengan pengorganisasian untuk kinerja yang berkelanjutan.