Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tuding Dua Peretas China Menyaru Jadi Kontraktor

Departemen Kehakiman AS mendakwa dua warga negara China setelah dituduh melakukan kegiatan spionase maya selama satu dekade atas kontraktor pertahanan, peneliti Covid-19 dan ratusan korban lainnya di seluruh dunia.
Petugas berseragam jaket lapangan FBI (Federal Bureau of Investigation). /Istimewa
Petugas berseragam jaket lapangan FBI (Federal Bureau of Investigation). /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Departemen Kehakiman AS mendakwa dua warga negara China setelah dituduh melakukan kegiatan spionase maya selama satu dekade atas kontraktor pertahanan, peneliti Covid-19 dan ratusan korban lainnya di seluruh dunia.

Otoritas AS mengatakan Li Xiaoyu dan Dong Jiazhi mencuri piranti lunak desain senjata seukuran terabyite, informasi soal obat, kode sumber perangkat lunak, dan data pribadi dari target yang mencakup para pembangkang dan tokoh oposisi China.

Para penjahat dunia maya itu adalah kontraktor untuk pemerintah Cina, bukan mata-mata penuh, kata pejabat AS seperti dikutip ChannelNewsAsia, Rabu (22/7/2020).

Asisten Jaksa Agung urusan Keamanan Nasional, John Demers mengatakan pada konferensi pers virtual bahwa China "menutup mata terhadap peretas kriminal yang beroperasi di perbatasannya."

"Dengan cara ini, China kini telah mengambil posisi yang sama dengan Rusia, Iran, dan Korea Utara, dalam kelompok negara-negara memalukan yang menyediakan tempat berlindung yang aman bagi para penjahat dunia maya dengan dalih untuk kepentingan negara."

Pesan yang dikirim ke salah satu dari beberapa akun yang terdaftar atas nama Li, alias Orolxy, belum dibalas. Sedangkan nomor kontak untuk Dong juga belum ditemukan.
Kedutaan Besar China di Washington juga belum memberikan komentar meskipun Beijing telah berulang kali membantah peretasan yang ditudingkan pihak Amerika Serikat.

Sebagian besar dakwaan tidak menyebutkan nama perusahaan atau target individu, tetapi Jaksa AS, William Hyslop, yang berbicara bersama Demers, mengatakan ada "ratusan korban di Amerika Serikat dan di seluruh dunia."

Para pejabat tersebut mengatakan penyelidikan itu dipicu oleh adanya para peretas yang membobol jaringan milik Situs Hanford, kompleks nuklir AS yang dinonaktifkan di negara bagian Washington timur pada 2015.

"Li dan Dong adalah salah satu kelompok peretas paling produktif yang kami selidiki," kata Agen Khusus FBI, Raymond Duda, yang mengepalai kantor lembaga itu di Seattle.

Surat dakwaan tertanggal 7 Juli itu baru diumumkan kepada publik kemarin. Li dan Dong adalah kontraktor untuk Kementerian Keamanan Negara China, atau MSS, sebuah agen yang sebanding dengan Central Intelligence Agency (CIA).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper