Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penelitian Obat Covid-19, Vaksin China Segera Diuji Bio Farma

Vaksin dari China itu telah sampai di Tanah Air pada Minggu (19/7/2020) dan akan dilanjutkan dengan uji klinis 3 oleh PT Bio Farma (Persero).
Para peneliti di dunia tengah berlomba untuk menciptakan vaksin virus corona (Covid-19) yang efektif./Euronews
Para peneliti di dunia tengah berlomba untuk menciptakan vaksin virus corona (Covid-19) yang efektif./Euronews

Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian kerja sama untuk menemukan vaksin Covid-19 antara Sinovac, perusahaan asal China, dengan PT Bio Farma (Persero) mulai terealisasi. 

Kementerian Luar Negeri mengonfirmasikan bahwa vaksin dari China telah sampai di Tanah Air pada Minggu (19/7/2020). Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa vaksin itu didatangkan untuk uji klinis 3.

"Jumlahnya saya tidak tahu persis. Rintisan kerja samanya kurang lebih sejak 3 bulan lalu," katanya saat dihubungi, Senin (20/7/2020).

Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac (China) dalam mengembangkan vaksin melalui pendekatan virus yang tidak aktif. Vaksin ini dijadwalkan masuk clinical trial fase 3 pada Juli 2020. 

Vaksin lokal yang dikembangkan oleh konsorsium nasional menargetkan akan masuk ke fase preclinical trial pada akhir 2020 atau paling lambat dapat tersedia pertengahan 2021.

Tak hanya kolaborasi internasional, pengembangan vaksin juga dilakukan secara lokal melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ali Ghufron Mukti mengatakan vaksin protein rekombinan yang saat ini sedang dikembangkan akan masuk ke proses kloning untuk menjadi subjek di preclinical trial.

"Preclinical trial akan mulai pada akhir 2020, dan jika [perlu] perpanjangan [waktu], mungkin pada awal 2021. Ini akan dilanjutkan oleh beberapa preclinical trial selanjutnya dalam tahun ini atau awal 2021," ungkapnya.

Perlu diketahui, konsorsium nasional sedang mengembangkan vaksin melalui metode protein rekombinan menggunakan strain Covid-19 yang berasal dari Indonesia.

Metode ini dipilih karena kita punya teknologi dan pengalaman dan tidak lagi perlu memproduksi lebih banyak virus. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper