Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angela Merkel: Negosiasi Stimulus Uni Eropa Masih Panjang

Para petinggi negara Uni Eropa dijadwalkan bertemu di Brussel untuk membahas stimulus itu lagi, Jumat (17/7/2020). Pertemuan ini diharapkan dapat menjembatani perbedaan pandangan yang sempat memicu ketegangan dalam beberapa pekan terakhir.
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert
Lambang Uni Eropa terpampang di depan gedung Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (27/5/2020)./Bloomberg-Geert Vanden Wijngaert

Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Angela Merkel meragukan kesepakatan stimulus jumbo Covid-19 Uni Eropa bisa rampung pekan ini. Menurut Merkel, polarisasi di antara pimpinan negara-negara Uni Eropa masih tinggi dan sepertinya negosiasi masih akan relatif panjang.

"Kami memasuki diskusi ini dengan penuh semangat, tapi harus saya akui bahwa perbedaan di antara kami semua masih sangat-sangat besar. Jadi, saya tidak yakin apakah kesepakatan ini bisa selesai dalam waktu dekat," tutur Merkel, dikutip dari Bloomberg Jumat (17/7/2020).

Para petinggi negara Uni Eropa (UE) dijadwalkan bertemu di Brussel untuk membahas stimulus itu lagi, Jumat (17/7/2020). Pertemuan ini diharapkan dapat menjembatani perbedaan pandangan yang sempat memicu ketegangan dalam beberapa pekan terakhir.

Merkel termasuk berada di kubu yang sama dengan Presiden Prancis Emanuel Macron soal skema pelunasan stimulus 750 miliar euro yang bakal dikucurkan UE. Namun, negara-negara seperti Denmark dan Belanda mendesak skema pelunasan yang lebih rigid karena khawatir dana talangan UE tak akan bisa kembali sesuai proyeksi mereka.

Tak cuma Merkel, sebelumnya Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga ragu apakah pekan ini seluruh negara bisa mencapai kesepakatan. Rutte menyebut negaranya masih berkeberatan dengan skema pelunasan yang diusulkan.

"Bila mereka [negara-negara yang butuh bantuan] ingin pinjaman atau bahkan bantuan, itu hanya akan terjadi bila saya bisa menjelaskan kepada rakyat saya apa yang bisa dijadikan dari peminjam-peminjam itu selain janji," tutur Rutte kepada Bloomberg TV.

Sejak akhir Mei UE telah menyepakati bahwa dana bantuan yang akan dikucurkan untuk negara-negara yang membutuhkan totalnya sekitar 750 juta euro, dengan proporsi sesuai kebutuhan masing-masing. Italia dan Spanyol adalah dua negara yang diproyeksi bakal dapat jatah tinggi.

Namun, perkara perwujudan stimulus itu masih jadi perdebatan. Negara yang tak setuju bukan cuma mempermasalahkan skema pelunasan yang rentan tak ditaati. Ada pula mereka yang keberatan dengan pembagian porsi stimulus yang berupa pinjaman dan bantuan.

Pengajuan awal stimulus ini adalah 250 miliar euro dalam bentuk pinjaman dan 500 miliar euro dalam bentuk bantuan. Porsi bantuan yang jauh lebih besar dari porsi pinjaman membuat banyak pihak keberatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper