Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Singapura Melonjak pada Juni, Lampaui Proyeksi Tertinggi

Enterprise Singapore melaporkan ekspor domestik non-minyak melonjak 16,1 persen pada Juni 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year).
Warga Singapura bersepeda di dekat patung Marlion/ Bloomberg
Warga Singapura bersepeda di dekat patung Marlion/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor Singapura berhasil membukukan rebound lebih besar dari ekspektasi pada bulan lalu, didorong lonjakan barang elektronik dan emas.

Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (17/7/2020), Enterprise Singapore melaporkan ekspor domestik non-minyak melonjak 16,1 persen pada Juni 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Tak hanya memutar balik raihan ekspor pada Mei yang mencatat penurunan sebesar 4,6 persen (yoy), angka ekspor pada Juni melampaui proyeksi tertinggi dari perkiraan dalam survei Bloomberg.

“Adapun, ekspor [pada Juni] meningkat 0,5 persen dari Mei, dibandingkan dengan estimasi median untuk kontraksi sebesar 4,6 persen,” sambung Enterprise Singapore, seperti dilansir Bloomberg.

Sementara itu, ekspor barang elektronik melesat 22,2 persen dari Juni 2019, ketika pengiriman terpukul oleh penurunan dalam siklus teknologi global.

Emas non-moneter bahkan meroket 238 persen dari basis rendah tahun lalu karena meningkatnya permintaan untuk logam mulia ini sebagai aset safe haven selama pandemi Covid-19. Di sisi lain, ekspor obat-obatan, yang biasanya fluktuatif, mampu melonjak 30,8 persen.

Peningkatan ekspor ini dapat membantu meringankan pukulan terhadap ekonomi yang bergantung pada perdagangan pada kuartal kedua.

Estimasi pendahuluan dari produk domestik bruto (PDB) yang dirilis oleh pemerintah awal pekan ini menunjukkan rekor kontraksi sebesar 41,2 persen pada kuartal II/2020 dari kuartal sebelumnya.

Sejumlah negara antara lain Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan menunjukkan lonjakan pesanan sebesar dua digit, sedangkan ekspor ke pasar negara berkembang seperti Indonesia menurun.

Di antara mitra-mitra dagang utama, Hong Kong menunjukkan permintaan peling lesu dengan penurunan 21 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper