Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Mengganas, Warga Catalonia Kembali Diisolasi

Penduduk Catalonia diperintahkan kembali ke rumah dan mengunci diri dari kemungkinan penularan Covid-19.
Ilustrasi-Sepasang suami istri memakai masker pelindung saat berjalan di jalan Postas yang luar biasa sepi di pusat kota Madrid, Spanyol, 13 Maret 2020./REUTERS
Ilustrasi-Sepasang suami istri memakai masker pelindung saat berjalan di jalan Postas yang luar biasa sepi di pusat kota Madrid, Spanyol, 13 Maret 2020./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan ribu penduduk Catalonia diperintahkan untuk kembali diisolasi atau menjalani lockdown.

Perintah itu disampaikan pemerintah karena lonjakan kasus virus Corona di wilayah Spanyol. Angka-angka baru menunjukkan penularan virus Corona juga semakin cepat di negara lainnya.

Pemerintah wilayah Catalonia menyatakan kepada penduduk di sekitar kota Lerida untuk kembali ke rumah mengunci diri.

"Orang-orang harus tinggal di rumah," kata pejabat kesehatan regional Alba Verges seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (13/7/2020).

Daerah dengan populasi lebih dari 200.000 itu sebelumnya sudah diisolasi dari wilayah lainnya akhir pekan lalu.

Spanyol tercatat mengalami 253.908 kasus dan 28.403 kematian, menurut penghitungan Johns Hopkins University.

Keputusan terkini itu menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa orang Spanyol diperintahkan diam di rumah mereka sejak negara yang terdampak Covid-19 itu keluar dari penguncian pada 21 Juni.

Seminggu sebelumnya, pemerintah Catalan telah membatasi warga untuk bepergian dari dan ke negara bagian El Segria.

Alasannya, wilayah dengan populasi 210 ribu itu telah mengalami penambahan penularan Covid-19 seperti dikutip CNN.com.

Wabah di daerah pedesaan sangat terkait dengan dengan pekerjaan di lahan pertanian karena lahan pertanian kerap mempekerjakan pegawai harian musiman.

Spanyol baru membuka lockdown nasional pada pertengahan Juni lalu.

Saat itu lockdown dilakukan selama tiga bulan untuk mengendalikan virus yang berdasar angka resmi pemerintah merenggut sedikitnya 28.000 nyawa.

Laporan terbaru juga menunjukkan percepatan peningkatan infeksi di sebagian besar negara dunia. Sejak awal Juli, dilaporkan terjadi hampir 2,5 juta infeksi baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : aljazeera.com/CNN.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper