Bisnis.com, JAKARTA - Thailand sedang memulai tahap klinis untuk vaksin Covid-19 setelah uji coba terhadap monyet dan tikus menghasilkan hasil yang memuaskan.
Dilansir Bloomberg, Minggu (12/7/2020) para ilmuwan yang terlibat pada studi ini menyatakan uji coba vaksin pada kedua hewan tersebut menunjukkan pembentukan antibodi yang melawan virus setelah diinjeksikan.
"Kami berhadap vaksin ini dapat menghasilkan antibodi penawar pada manusia, sebagaimana yang terlihat pada monyet dan tikus," kata Kiat Ruxrungtham, Kepala Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Vaksin Universitas Chulalongkorn.
Dia juga menyampaikan jika uji coba pada manusia berhasil, maka Thailand bisa memiliki vaksin produksi dalam negeri pada semester kedua 2021.
Percobaan vaksin kepada manusia ini direncanakan pada awal September 2020 dan akan menjadi yang pertama dilakukan di luar negara dengan pendapatan kapita tinggi.
Secara global, sebanyak 160 vaksin untuk Covid-19 sedang dikembangkan, di mana 21 vaksin berada dalam tahap evaluasi klinis, berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Akses mendapatkan vaksin menjadi masalah utama di negara-negara dengan ekonomi yang lebih rendah. Gejolak ekonomi akibat pandemi telah meningkatkan pertaruhan akan vaksin, kekhawatiran yang timbul adalah negara-negara akan bersaing untuk mendapatkan pasokan yang langka untuk melindungi masyarakatnya masing-masing.
WHO bersama Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan Gavi, aliansi vaksin nonprofit, merupakan beberapa pihak yang mencoba mencari cara untuk pendistribusian vaksin corona yang merata.
Adapun, Kiat menambahkan tahap pertama uji klinis di Thailand akan melibatkan sebanyak 100 relawan yang terbagi dalam dua grup, yaitu kelompok usia 18 hingga 60 tahun dan kelompok di atas 60 hingga 80 tahun.
Fokus pada tahap pertama uji klinis terhadap manusia, yang membutuhkan waktu selama dua bulan, adalah menentukan dosis yang aman dan tepat. Rekruitmen relaman juga dijadwalkan mulai pada September 2020.
Tahap kedua, dijadwalkan pada Desember 2020 dan akan melibatkan sekitar 500 hingga 1.000 orang. Vaksin ini kemungkinan bakal mendapatkan izin penggunaan darurat dari otoritas pangan dan obat serta melewati tahap ketiga dan terakhir.
Vaksin yang dikembangkan Universitas Chulalongkorn menggunakan teknologi new mRNA, yang mirip dengan proyek dari Cambridge. Teknik ini dinilai lebih murah dan ideal untuk produksi skala besar.
Thailand juga memiliki studi pengembangan vaksin Covid-19 lainnya dengan metode yang beragam.
Produksi sebanyak 10.000 dosisi dari vaksin yang akan diuji cobakan akan dimulai pada minggu depan. Jika uji coba telah berhasil melewati seluruh tahapan, Thailand bakal segera mulai produksi dan kemungkinan dikirim ke negara tetangga dan negara dengan ekonomi rendah dan menengah.