Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Food Estate di Kalteng Ditargetkan Rampung pada 2022

Hasil produksi food estate diarahkan pada tanaman padi, jagung, cabe, dan hasil bumi lainnya, yang diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan lumbung pangan nasional atau food estate di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah ditargetkan rampung maksimal dalam dua tahun atau pada 2022.

Presiden Joko Widodo yang meninjau langsung dua lokasi tersebut pada Kamis (9/7/2020) mengatakan bahwa saat ini pengerjaan sudah dilakukan dalam dua minggu terakhir, terutama untuk bagian irigasi.

Tahun ini akan kita selesaikan kurang lebih 30000 hektare lebih dahulu, kemudian berikutnya akan dalam satu setengah tahun sampai maksimal dua tahun akan ditambah lagi 148.000 hektare, baik itu di Kabupaten Pulang Pisau maupun di Kabupaten Kapuas," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (9/7/2020).

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa pengembangan food estate dilakukan sebagai respon atas peringatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni diprediksi krisis pangan akan melanda dunia karena musim kering yang diperparah dengan pandemi Covid-19.

Selain itu, Kepala Negara juga mengatakan bahwa ke depannya cadangan logistik nasional akan dikelola oleh sebuah badan tersendiri.

"Badan ini nanti SPV[special purpose vehicle]-nya bisa bekerjasama baik dengan pola investasi, baik nanti dikerjakan BUMN atau dengan skema yang lainnya," katanya.

Kemudian, jelas dia, leading sector-nya akan diberikan kepada Kementerian Pertahanan yang didukung kementerian, pemerintah daerah, dan lembaga terkait karena menyangkut cadangan strategis pangan nasional.

Presiden Jokowi pun mengarahkan agar hasil produksi food estate berupa padi, jagung, cabe, dan hasil bumi lainnya, akan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

"Kalau sisa Itulah yang akan kita ekspor ke negara lain," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper