Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kesibukan hampir semua lapisan masyarakat berupaya mengatasi pandemi corona jenis Covid-19, ternyata kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mencapai puluhan ribu orang .
Kementerian Kesehatan mencatat 71.633 kasus DBD di seluruh Indonesia sampai dengan Rabu (8/7) 2020.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi mengemukakan provinsi-provinsi yang melaporkan jumlah kasus DBD cukup banyak adalah Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Lampung, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Riau.
Dia mengemukakan mengatakan provinsi-provinsi tersebut merupakan 10 besar provinsi yang mencatatkan kasus DBD tertinggi se-Indonesia.
Jabar tercatat sebagai provinsi yang melaporkan kasus DBD paling tinggi dengan 10.772 kasus, disusul Bali 8.930 kasus, dan Jatim 5.948 kasus. Kemudian, NTT5.539 kasus, Lampung 5.135, DKI Jakarta 4.227, NTB 3.796, Jateng 2.846, Yogyakarta 2.720, dan Riau 2.255 kasus.
Angka kematian akibat DBD tercatat 459 orang, dengan Jabar juga menjadi provinsi yang mencatatkan angka kematian paling tinggi, yaitu 92 orang, diikuti NTT 56, Jatim 53, Jateng 42, Lampung 22, Sulawesi Selatan 19, Riau 19, Bali 18, Banten 16, dan NTB 13 orang.
Baca Juga
Selanjutnya, kabupaten/kota yang mencatatkan kasus DBD paling tinggi adalah Buleleng (Bali) dengan 2.677 kasus, Badung (Bali) 2.138 kasus, Kota Bandung (Jabar) 1.748, Sikka (NTT) 1.715, Jakarta Timur 1.365, Lombok Barat (NTB) 1.349, Kota Denpasar (Bali) 1.266, Gianyar (Bali) 1.224, Jakarta Barat 1.135 dan Malang (Jatim)1.021 kasus.
Berikutnya, kabupaten/kota yang mencatatkan angka kematian akibat DBD paling tinggi adalah Tasikmalaya (Jabar) dengan 16 orang meninggal, Sikka (NTT) 15, Cirebon (Jabar) 11, Belu (NTT) 9, Kota Bandung (Jabar) 9, Kota Jambi 8, Kota Kupang (NTT) 7, Pacitan (Jatim) 7, Bengkalis (Riau) 6 dan Kabupaten Bandung (Jabar) dengan 6 orang meninggal akibat DBD.
Jika dibandingkan dengan kasus DBD dalam tiga tahun terakhir dari 2017 hingga 2019, kata dia, kasus DBD pada periode Januari-Juli tahun 2020 tercatat masih lebih tinggi dibandingkan 35.101 kasus pada 2017 dan 21.861 kasus pada 2018.
Namun, angka kasus pada 2020 masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka kasus pada periode Januari-Juli 2019, yang sebanyak 112.954 kasus.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan angka kematian dalam tiga tahun terakhir, 459 angka kematian akibat DBD pada periode Januari-Juli 2020 masih tercatat lebih tinggi dibandingkan 243 pada 2017 dan 158 pada 2018.
Sama seperti angka kasus, angka kematian tertinggi dalam 4 tahun terakhir tercatat juga masih dilaporkan terjadi pada 2019 dengan 751 orang meninggal.
Kemenkes, kata Nadia, masih terus berupaya menyosialisasikan gerakan juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) di rumah masing-masing keluarga untuk membatasi potesi perkembangbiakan nyamuk di lingkungan sekitar.
"Prinsipnya kami tetap menyosialisasikan untuk menjadi jumantik di rumah masing-masing saat kita masih melakukan kebijakan untuk menjaga jarak untuk nemastikan rumah kita terbebas sarang nyamuk," ujarnya.
Selain di lingkungan sekitar rumah, Kemenkes juga mengimbau semua pihak untuk memastikan kebersihan ruangan di gedung-gedung perkantoran, sekolah, pesantren dan fasilitas umum lainya mengantisipasi tatanan kebiasaan baru.
"Pembukaan tempat-tempat wisata maupun hotel, penginapan, ini juga menjadi catatat bahwa untuk memastikan selain disinfeksi yang dilakukan, juga perlu memberantas sarang nyamuk terhadap gedung-gedung atau ruangan-ruangan yang selama ini tidak dihuni akibat kebijakan jaga jarak,” ujarnya.