Bisnis.com, JAKARTA— Jumlah angka kematian akibat virus corona terus bertambah di Meksiko sehingga mengantarkan negara tersebut berada di deretan teratas dengan jumlah kematian tertinggi di dunia.
Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (5/7/2020), penambahan kasus baru virus corona mencapai 6.914 per hari. Adapun, menurut data Kementerian Kesehatan setempat total kasus menjadi 252.165.
Data Johns Hopkins University mencatat bahwa total kematian di Meksiko 30.366. Dengan angka ini, kini Meksiko berada di urutan kelima tertinggi di dunia. Di urutan pertama masih diduduki oleh Amerika Serikat dengan 129.672 kematian.
Kemudian, terdapat Brasil dengan 63.174 kematian. Lalu, Inggris dengan 44.283 kematian dan Italia dengan 34.854 kematian. Walhasil, secara global kematian akibat virus corona mencapai 528.953.
Lebih lanjut, kasus virus corona di Meksiko disebut tak menggambarkan apa yang terjadi. Salah seorang peneliti independen, Mario Romero dan Laurianne Despeghel menunjukkan bahwa kematian di Kota Meksiko saja sebenarnya 3,5 kali lebih tinggi dari data resmi yang tercatat.
“Terdapat 22.705 kematian yang tak terhitung di Ibu Kota negara,” ujar data tersebut seperti yang dikutip dari Financial Times, Sabtu (5/7/2020).
“Pada akhir pekan lalu, kami memiliki kenaikan angka kematian 104 persen atau dua kali karena lebih banyak orang meninggal dibandingkan dengan kondisi normalnya di Kota Meksiko,” kata Despeghel.
Secara mingguan, dia mengakui bahwa angka tersebut mengalami penurunan. Namun, tetap saja kenaikan tersebut tergolong fantastis.
Profesor kecerdasan buatan asal Meksiko di Berlin University yakni Raúl Rojas pun menyimpulkan perhitungan data yang tak akurat. Dia menyebutkan bahwa Meksiko seharusnya memiliki 6 juta kasus dengan kematian hampir 78.000. Data ini menunjukkan bahwa kondisi sesungguhnya setara dengan 3 kali angka resmi yang dirilis pemerintah.
“Saya menemukan hal itu tak masuk akal bahwa daripada memberikan angka, mereka menyembunyikannya untuk merahasiakan keseriusan kondisinya,” katanya.
Rojas menyadari bahwa kantor statistik nasional pada Juni terdapat kenaikan kematian sebesar 40 persen dibanding Mei. Untuk mengoreksi keterlambatan pelaporan, dia menghitung bahwa korban tewas akibat virus corona harus dikalikan 1,4.
Kendati kemungkinan data sebenarnya bisa menyentuh 3 kali dari jumlah kematian dari kondisi normal, dia menganggap angka 1,4 kali merupakan asumsi konservatif bahwa data secara nasional memiliki angka pelaporan 50 persen. Dengan demikian, dia mencatat bahwa kematian secara nasional sebesar 77.753.
Bila menggunakan asumsi angka kematian sebesar 2 persen, artinya terdapat 6 juta orang yang telah terinfeksi virus.
Di Laboratorium Quinto Elemento, Kota Meksiko, organisasi jurnalistik investigasi menemukan bahwa 1.179 orang meninggal di rumah atau di luar rumah sakit dengan kondisi yang berkaitan dengan virus corona pada 23 Maret hingga 27 Mei. Hal itu kontras dengan data yang tercatat yakni hanya 329 kematian.
Lebih dari separuh kematian harian akibat corona di dunia kini berasal dari Amerika Latin. Hal itu lantas menetapkan daerah tersebut menjadi episenter virus corona.
Meksiko sendiri hanya menghitung angka kasus dan kematian dari uji di laboratorium yakni 610.495 orang yang telah dites. Rendahnya jumlah pengetesan, sekira 67 persen tes menunjukkan positif terhadap virus corona yang artinya masih ada kasus yang belum tercatat.
Kendati data kematian setempat menunjukkan angka fantastis pada Maret hingga Mei, pemerintah akan mengeluarkan data kematian akibat virus corona pada tahun depan.
Sertifikat kematian di Kota Meksiko sejak pandemi dimulai menemukan 126 persen kenaikan dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan tersebut setara dengan akumulasi kematian pada 2016 hingga 2018. Sementara itu, angka kematian pada 2019 masih belum tersedia.
Berdasarkan pada perhitungan data yang diterbitkan di Majalah Nexos, media setempat pada 3 Juli 2020, terdapat 22.705 tambahan kematian di Meksiko pada akhir Juni. Sementara itu, data resmi hanya mengonfirmasi 6.642 kematian.