Bisnis.com, JAKARTA - Analis Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mengungkapkan isu Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) lenyap seiring munculnya dua pemberitaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang marah di hadapan menteri, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersujud di hadapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
“Dalam periode 10 hari terakhir, isu RUU HIP tampak selalu mendominasi, menjadi isu paling panas setiap hari. Ini menandakan upaya untuk mengangkat isu ini selalu tinggi cukup kuat. Namun, sejak 29 Juni tren RUU HIP turun tajam. Dikalahkan oleh dua isu baru,” tutur Ismail melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, pada Rabu (1/7/2020).
Ismail membeberkan volume percakapan dalam periode dua hari terakhir (29 hingga 30 Juni 2020) memperlihatkan perhatian warganet di Twitter begitu tinggi terhadap unggahan Sekretariat Presiden ihwal Sidang Kabinet Paripurna pada Minggu (28/6/2020).
Selain itu, video Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bersujud di hadapan IDI turut menggeser perhatian warganet dua hari belakangan.
“Video Presiden Jokowi marah disebut sebanyak 44,6 ribu kali, lalu tentang Ibu Risma sebanyak 35 ribu kali sebutan, baru RUU HIP sebanyak 31 ribu sebutan,” kata Ismail.
Baca Juga
Percakapan di Twitter tentang Wali Kota Surabaya Tri Risma Maharani dominan dilakukan oleh klaster pro oposisi seperti @HukumDan, @EnggalPMT, @podoradong. Sementera itu, dia menuturkan klaster pro pemerintah tidak begitu dominan di antaranya @Dennysiregar7, @NKRI__1.
“Menanggapi video Presiden Jokowi marah, netizen terklaster dalam tiga kelompok. Terbesar adalah pro oposisi, lalu pro pemerintah dan di antaranya mereka klaster media dan netizen yang nonblok memilih untuk mengamplifikasi berita media mainstream, bukan buzzer,” tuturnya.
Jokowi menyentil dan memberi peringatan keras kepada para menteri dalam penanganan wabah virus corona penyebab Covid-19.
Saat Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020), yang digelar di Istana Negara, Jokowi menyoroti anggaran Kementerian Kesehatan. Di tengah pandemi Covid-19, anggaran Kemenkes Rp75 triliun, namun baru keluar 1,53 persen.
“Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya. Karena uang beredar akan semakin banyak, konsumsi masyarakat nanti akan naik,” tegas Jokowi.