Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China ‘Kunci’ 400.000 Warga, Ini Penyebabnya

China ‘mengunci’ mobilitas ratusan ribu penduduk di wilayah utara negeri ini selama akhir pekan lalu.
Anggota tim dari organisasi sipil untuk penyelamatan Beijing Blue Sky Rescue (BSR) melakukan disinfeksi di pasar grosir Yuegezhuang di Beijing, China, Selasa (16/6/2020)./Antara/Xinhua
Anggota tim dari organisasi sipil untuk penyelamatan Beijing Blue Sky Rescue (BSR) melakukan disinfeksi di pasar grosir Yuegezhuang di Beijing, China, Selasa (16/6/2020)./Antara/Xinhua

Bisnis.com, JAKARTA – China ‘mengunci’ mobilitas ratusan ribu penduduk di wilayah utara negeri ini selama akhir pekan lalu.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (29/6/2020), sebanyak sekitar 400 ribu penduduk di kabupaten Anxin, provinsi Hebei, menjalani lockdown menyusul laporan adanya sejumlah kasus baru Covid-19 yang terkait dengan wabah di Beijing.

Media pemerintah setempat mengabarkan bahwa wilayah itu telah ditutup dan setiap rumah tangga dapat meminta hanya satu orang untuk pergi keluar rumah membeli kebutuhan sehari-hari.

Perkembangan ini menjadi tanda bahwa kebangkitan kasus Covid-19 di ibu kota Negeri Tirai Bambu terbukti sulit untuk diatasi bahkan ketika pejabat pemerintah setempat mengatakan telah mampu membendung sebagian besar kasus.

Kendaraan-kendaraan tidak dapat memasuki wilayah tersebut dan hanya kendaraan yang memiliki izin khusus yang dapat keluar.

Langkah-langkah pembatasan di kabupaten Anxin, yang terletak 140 km dari Beijing, dikabarkan lebih parah daripada di ibu kota itu sendiri di mana klaster virus mematikan ini telah berkembang menjadi 311 orang sejak pertama kali terdeteksi pada 12 Juni.

Kendati banyak sekolah ditutup dan transportasi dibatasi di Beijing, warga masih diizinkan untuk pergi selama mereka terbukti negatif Covid-19.

Langkah-langkah agresif yang diambil untuk menahan persebaran virus di Anxin mencerminkan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pemerintah negara-negara di seluruh dunia ketika mereka mencoba untuk mencegah peningkatan kasus menjadi gelombang kedua.

Pemerintah China telah berupaya keras menghindari lockdown penuh di ibu kota demi meminimalkan gangguan di pusat politik dan budayanya, serta mengandalkan pengujian yang cepat untuk membendung wabah tersebut.

Beijing masih melaporkan beberapa kasus baru setiap hari meskipun ahli epidemiologi China pada 19 Juni mengatakan wabah itu telah terkendali. Pemerintah mengatakan dapat menguji sebanyak 3,8 juta sampel setiap hari.

Bagaimana virus Corona dapat kembali menjangkiti Beijing setelah tidak ada kasus baru selama 55 hari masih menjadi misteri, meskipun diduga terkait dengan penyedia ikan salmon di pasar Xinfadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper