Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Induk Perusahaan Ritel New York & Co Persiapkan Bangkrut dan Tutup Toko

Induk perusahaan dari New York & Co. sedang mempersiapkan pengajuan kebangkrutan yang juga mencakup rencana untuk menutup toko.
Warga berjalan di sekitar Times Square saat beberapa layar bercahaya biru sebagai bagian dari inisiatif Light It Blue untuk menghormati tenaga kesehatan, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020)./Antara/Reuters
Warga berjalan di sekitar Times Square saat beberapa layar bercahaya biru sebagai bagian dari inisiatif Light It Blue untuk menghormati tenaga kesehatan, saat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020)./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Induk perusahaan dari New York & Co. sedang mempersiapkan pengajuan kebangkrutan yang juga mencakup rencana untuk menutup toko.

RTW Retailwinds Inc., yang juga memiliki Fashion to Figure dan Happy x Nature, mengumumkan awal bulan ini adanya kemungkinan pengajuan kebangkrutan, dengan adanya kredit macet dan akan menutup sebagian besar dari 387 tokonya.

Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (20/6/2020), Perwakilan RTW yang berbasis di New York menolak berkomentar. Pihak yang mengetahui masalah ini meminta untuk tidak diidentifikasi karena rencana tersebut belum diumumkan kepada publik.

Shutdown nasional karena wabah Covid-19, telah membuat tumbang perusahaan ritel, setelah beberapa tahun ke belakang, lalu lintas mal juga menurun. Beberapa nama ritel yang mengalami kebangkrutan, termasuk J.C. Penney Co. dan Neiman Marcus Group Inc.

Didirikan lebih dari seabad yang lalu sebagai Lerner Shops, perusahaan mengubah namanya menjadi New York & Co. pada akhir 1990-an dan menjadi mal andalan. Bahkan, perusahaan ini pernah bekerja sama dengan selebriti seperti Eva Mendes dan Kate Hudson.

Mantan Presiden Perusahaan dan Chief Marketing & Customer Officer Traci Inglis mengatakan pada bulan Maret bahwa sudah waktunya untuk beralih ke merek yang dominan secara digital.

Tetapi pandemi memaksa semua toko untuk sementara waktu tutup di bulan yang sama, menurut laporan tahunan perusahaan, sehingga tidak mungkin membalikkan keadaan, dimana RTW mendapatkan kerugian yang substansial dan berulang dari operasi.

Beberapa toko mulai dibuka kembali pada minggu pertama Juni.

Untuk menangani krisis keuangan, RTW tidak membayar vendor dan menahan sewa April dan Mei kepada pemberi sewa, yang menjadi kredit macet. Terlebih lagi, penutupan toko memotong nilai inventaris dan aset lainnya.

Bankir di Wells Fargo & Co. memberi perusahaan waktu sampai 30 Juni untuk memperbaiki pinjaman macetnya.

Saham, yang pernah dijual lebih dari US$23 pada tahun 2005, sekarang diperdagangkan di bawah 30 sen per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper