Bisnis.com, JAKARTA - Lintasan rob atau banjir pesisir diperkirakan terjadi pada sejumlah wilayah pesisir.
Pesisir Utara dan Selatan Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara yang pernah terkena rob pada awal Juni diperkirakan akan mengalami peristiwa serupa.
"Potensi tersebut disebabkan kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan baru (spring tide) pada 21 Juni mendatang," ujar Herizal, Plt. Deputi Bidang Meteorologi BMKG.
Selain faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa dan lebih dari 4,0 meter di Samudera Indonesia selatan Pulau Jawa hingga Sumba.
Gelombang tinggi tersebut dibangkitkan oleh embusan angin Timuran (musim kemarau) yang kuat dan persisten.
"Angin dengan kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut," ujar Herizal.
Baca Juga
Potensi hujan dalam 3 hari ke depan di beberapa lokasi di sekitar Jakarta, Cilacap serta umumnya wilayah Pesisir Selatan dapat menambah tinggi dan lama berlangsungnya genangan rob.
"Saat ini, pemantauan satelit Altimetri untuk tinggi muka air laut di Perairan Indonesia umumnya bernilai positif yaitu berada di atas tinggi muka laut rata-rata (mean sea level, MSL)," tambah Herizal.
Potensi rob dan gelombang tinggi tersebut diperkirakan berlangsung mulai 19 hingga 21 Juni mendatang. Setelah periode itu ada kecenderungan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin.
Masyarakat terutama yang bermata pencaharian dan beraktivitas di pesisir atau pelabuhan diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi bencana “rob” dan gelombang tinggi terutama untuk daerah-daerah pantai berelevasi rendah seperti Pesisir utara Jakarta, Pekalongan, Semarang, Demak, hingga pantura Jawa Timur.