Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panas! Korea Selatan Keluarkan Peringatan untuk Korea Utara

Kantor Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memperingatkan Korea Utara untuk bertindak hati-hati setelah negeri terisolasi itu menghancurkan kantor penghubung yang merupakan simbol rekonsiliasi kedua negara.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan pernyataan bersama kedua negara di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (19/9)./Pyeongyang Press Corps via Reuters
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan pernyataan bersama kedua negara di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (19/9)./Pyeongyang Press Corps via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Korea Selatan akhirnya mengeluarkan peringatan untuk Korea Utara, sehari setelah rezim Kim Jong-un meledakkan kantor penghubung antar-Korea.

Kantor Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memperingatkan Korea Utara untuk bertindak hati-hati setelah negeri terisolasi itu menghancurkan kantor penghubung bernilai US$15 juta yang didirikan di utara perbatasan pada tahun 2018 sebagai simbol rekonsiliasi kedua negara.

“Kami memperingatkan bahwa kami tidak akan lagi mentolerir kata-kata dan tindakan sembrono Korea Utara,” ujar juru bicara kepresidenan Yoon Do-han dalam suatu konferensi pers pada Rabu (17/6/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.

Kendati demikian, Korea Selatan tidak memberikan indikasi rencana pembalasan ataupun tanda-tanda mengesampingkan tujuan untuk mengupayakan kerja sama dengan negara tetangganya itu.

Beberapa jam sebelumnya, media pemerintah Korea Utara melancarkan gelombang baru ancaman dan penghinaan terhadap Korea Selatan dan Presiden Moon, termasuk kritikan pribadi dari saudara perempuan Kim, Kim Yo-jong.

Korea Selatan membangun dan mendanai kantor penghubung di kawasan industri bersama Kaesong itu untuk menjadi kedutaan de facto antara dua negara.

Namun pekan lalu, Korea Utara berhenti melakukan komunikasi di fasilitas tersebut dan menuduh Moon gagal menegakkan perjanjian yang telah dibuat. Puncaknya, Korea Utara mengumumkan bahwa gedung itu telah secara tragis hancur dengan ledakan hebat.

Tidak lama dari itu, media Korea Utara mempublikasikan pernyataan dari Staf Umum Tentara Rakyat Korea, yang mengatakan bahwa Korea Utara akan mengerahkan pasukan di daerah sekitar taman bersama dan ke kawasan wisata Gunung Kumgang.

Kedua Korea sebelumnya sepakat untuk mengeluarkan pasukan dari daerah-daerah itu guna memberi jalan bagi proyek-proyek bersama yang telah dianggap sebagai simbol persatuan.

Menyusul peringatan yang dikeluarkan pemerintah Korea Selatan, indeks Kospi memperpanjang pelemahannya pada perdagangan Rabu (17/6/2020) dengan turun lebih dari 1 persen.

Saham perusahaan infrastruktur asal Korea Selatan, yang dianggap mendapat keuntungan dari bisnis antar-Korea, juga turun seiring dengan meningkatnya ketegangan antara dua Korea.

Kim tampaknya telah mengorbankan proyek-proyek bersama dengan Korea Selatan demi menunjukkan rasa frustrasinya atas dukungan berkelanjutan pemimpin Korea Selatan untuk kampanye sanksi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Tekanan demi tekanan diberikan Korea Utara kepada Presiden Moon setelah serangkaian peluncuran rudal balistik jarak pendek gagal menarik Presiden Donald Trump kembali ke meja perundingan.

Meski Korea Utara mensinyalkan provokasi lebih lanjut, termasuk segala jenis latihan militer reguler di dekat perbatasan, rezim Kim Jong-un kemungkinan akan mengkalibrasi setiap langkahnya dengan hati-hati.

Korea Utara mungkin akan berusaha menghindari tindakan apa pun yang akan mengadu persenjataannya dengan kekuatan gabungan Korea Selatan dan AS, yang memiliki sekitar 28.000 personel militer di semenanjung itu.

“Seoul peduli tentang hubungan baik dengan Korea Utara, tetapi lebih peduli tentang hubungan baik dengan Amerika Serikat. Ini baru permulaan saja. Saya cukup yakin akan ada eskalasi serius pada beberapa pekan mendatang,” tutur pakar Korea Utara Andrei Lankov.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper