Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lampaui Jatim, PDP Covid-19 Meninggal di Jateng Capai 995 Orang

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melaporkan terdapat 995 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dunia akibat Covid-19 atau 14,05 persen dari total 7.080 orang, lebih tinggi dari Jawa Timur.
Petugas melakukan proses pemakaman jenazah pasien COVID-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta, Kamis (9/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas melakukan proses pemakaman jenazah pasien COVID-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta, Kamis (9/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melaporkan terdapat 995 Pasien Dalam Pengawasan atau PDP yang meninggal dunia akibat Covid-19 hingga hari ini, Selasa (16/6/2020).

Angka itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan data PDP meninggal milik Provinsi Jawa Timur per hari ini, sebesar 775 atau sekitar 9,28 persen dari keseluruhan PDP yang ada di Provinsi Jawa Timur yakni 8.352 orang.

Berdasarkan laporan terbaru https://corona.jatengprov.go.id/data pagi ini, persentase PDP meninggal di Provinsi Jawa Tengah mencapai 14,05 persen dari keseluruhan PDP yang tercatat di Jawa Tengah sebanyak 7.080 orang.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat, hingga hari ini jumlah kematian pasien positif Covid-19 di Jawa Tengah sebanyak 176 atau sekitar 7,76 persen dari keseluruhan kasus positif Covid-19 sebanyak 2.269 orang.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan penerapan new normal di Jawa Tengah akan dilakukan jika grafik kasus positif Covid-19 (virus Corona) mengalami penurunan secara ekstrem.

Ganjar mengakui seluruh perkantoran dinas di jajarannya Pemprov Jateng mulai melakukan penataan pada Selasa (26/5/2020) untuk menuju penerapan normal baru. Selain perkantoran pemerintah, Ganjar juga menginstruksikan agar seluruh instansi swasta melakukan hal serupa, dari pabrik, pasar maupun swalayan.

Namun demikian, Ganjar menegaskan bahwa Jawa Tengah belum akan menerapkan konsep new normal dalam waktu dekat.

"Tapi kita belum akan melakukan normal baru dalam waktu pendek. Kalau nanti kita melihat grafiknya masih tinggi tentu normal baru belum bisa kita terapkan," tegas Ganjar, Selasa (26/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper