Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di tengah Pandemi Covid-19, Masyarakat Adat Disarankan Gunakan Pengobatan Alternatif

Karena tidak terjangkau fasilitas kesehatan dari pemerintah, masyarakat adat disarankan menggunakan pengobatan alternatif meningkatkan kekebalan serta mengobati dampak serangan Covid-19.
Butet Manurung saat mengajar anak-anak Suku Anak Dalam/Antaranews.com
Butet Manurung saat mengajar anak-anak Suku Anak Dalam/Antaranews.com

Bisnis.com, JAKARTA - Karena tidak terjangkau fasilitas kesehatan dari pemerintah, masyarakat adat disarankan menggunakan pengobatan alternatif meningkatkan kekebalan serta mengobati dampak serangan Covid-19.

Pandemi Covid-19 menyerang hampir semua tatanan kehidupan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat adat di Indonesia.

Masyarakat adat dalam sejarah berulangkali mengalami wabah penyakit dalam skala besar yang mengakibatkan berkurangnya penduduk. Hal tersebut karena layanan kesehatan tidak merata, perubahan gaya hidup, banyak yang rentan terhadap penyakit.

“Pelopor khusus PBB, UN Special Rapporteur, Jose Franscisco Call Tzay menjelaskan bahwa dampak Covid-19 dan pemberlakuan lockdown semakin membuat masyarakat ada terpinggirkan dan posisi yang sangat rentan.” Ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menjelaskan melalui diskusi daring pada Kamis (11/6/2020).

Namun disisi lain banyak masyarakat yang lebih otonom, menperlihatkan keunggulannya dalam menghadapi pandemi, karena kemampuannya mengelola pangan, kesehatan, dan kohesi sosial.

“Masyarakat adat juga berperan sentral dalam pembentukan tatanan kehidupan baru. Dan berbicara mengenai tatatan hidup baru, artinya kita bicara menyeluruh di segala bidang seperti masalah sosial, ekonomi, dan lain sebagainya” Ujar Hilmar

Hilmar menjelaskan jika saat ini fokusnya adalah kepada kesehatan. “Karena masyarakat adalah pengumpul dan pemilik khazanah pengetahuan di bidang kesehatan yang luar biasa. Dan sekarang ada istilah pengobatan alternatif”

Pengobatan alternatif merupakan pendekatan dalam kesehatan yang melihat manusia secara utuh dengan melihat faktor fisik, mental, spiritual, sosial, lingkungan hidup, dan menggabungkan ilmu kesehatan modern.

“Laporan WHO 2019 mengatakan jika 179 negara di dunia telah mengintegrasikan TCM dalam sistem pengobatan mereka. Namun investasi di bidang ini masih perlu ditingkatkan” ujar Hilmar.

Prakter yang paling banyak dalam pengobatan alternatif adalah akupuntur, dan obat herbal. Dan Saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi Covid-19.

“Covid-19 membuat orang menyadari bahwa pengobatan integratif ini perlu tempat lebih besar. Ini merupakan kesadaran baru yang muncul di mana-mana. Dan waktunya sangt tepat diadakan dalam pembahasan saat ini”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Devi Sri Mulyani
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper