Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa meluncurkan panel tingkat tinggi beranggotakan para ahli di bidang ekonomi, keuangan, dan kesehatan. Panel ini akan membantu menteri, gubernur bank sentral, dan pejabat senior di Asia Tenggara untuk mengidentifikasi langkah-langkah pemulihan pascapandemi virus korona (Covid-19).
Melalui panel tingkat tinggi ini, ADB memberikan ruang bagi para menteri dan ahli untuk membahas beragam tantangan akibat Covid-19 dan mengidentifikasi berbagai aspek yang layak dikaji lebih lanjut.
"Gelombang kedua dan ketiga penyakit ini bisa saja dan sangat mungkin terjadi, dan kemerosotan ekonomi lebih dalam lagi akan sangat merugikan," kata Asakawadalam keterangan tertulis, Rabu (10/6/2020).
Dia melanjutkan, negara-negara dihadapkan pada tantangan lintas bidang yang berdampak terhadap warga dan dunia usaha. Pembelajaran penting yang dialami setiap negara ini dapat bermanfaat bagi negara- negara yang lain.
Panel yang dimoderasi oleh Wakil Presiden ADB Ahmed M. Saeed ini mengulas pembelajaran yang didapat dari langkah-langkah cepat yang diambil berbagai negara guna mengatasi dampak kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan akibat pandemi, serta prioritas jangka menengah hingga jangka panjang negara-negara tersebut.
Selain itu dibahas pula hal-hal terkait reformasi struktural, inovasi dalam mobilisasi sumber daya domestik, dan upaya untuk memastikan agar langkah pemulihan yang diambil dapat berkelanjutan di tengah sejumlah persoalan global lainnya.
Baca Juga
Pada 13 April 2020, ADB mengumumkan paket senilai US$20 miliar untuk membantu negara-negara berkembang anggotanya dalam merespons Covid-19. Setelah itu, ADB juga telah menyetujui bantuan senilai US$7,2 miliar dalam bentuk pinjaman dan bantuan teknis bagi kegiatan tanggap darurat.
Bantuan ini mencakup 9 intervensi di bawah opsi respons pandemi Covid-19 atau Covid-19 Pandemic Response Option/CPRO yang seluruhnya bernilai US$5,52 miliar untuk Bangladesh, Bhutan, Filipina, Georgia, India, Indonesia, Mongolia, Nepal dan Republik Kirgiz.
Indonesia telah menerima US$1,5 miliar sebagai respons kontrasiklus dan hibah senilai US$3 juta untuk dukungan tanggap darurat pemerintah Indonesia di sektor kesehatan. Filipina menerima US$1,7 miliar untuk dukungan kontrasiklus dan perlindungan sosial, serta hibah senilai US$3 juta untuk membangun laboratorium pengujian Covid-19. ADB kini sedang bekerjasama untuk memperluas bantuan bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Thailand, dan juga di sub-kawasan lain di Asia dan Pasifik.
Berikut daftar 8 ahli di bidang ekonomi, keuangan, kesehatan, perlindungan sosial, data, dan pembangunan berkelanjutan yang ditunjuk sebagai anggota panel.
1. Jane Halton, Ketua Coalition for Epidemics Preparedness Innovation dan mantan Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan Australia;
2. Rema Hanna dari Harvard Kennedy School;
3. Karen Tay Koh, mantan pejabat Kementerian Keuangan Singapura dan mantan Deputi CEO SingHealth;
4. Ramayya Krishnan dari Carnegie Mellon University;
5. Anup Malani dari University of Chicago;
6. Raghuram Rajan dari University of Chicago, yang merupakan mantan Gubernur Bank Sentral India dan ekonom kepala International Monetary Fund;
7. Andrew Sheng dari Asia Global Institute;
8. Nicholas Stern dari London School of Economics, yang merupakan mantan Kepala Government Economic Service di Inggris dan mantan ekonom Kepala Bank Dunia.