Bisnis.com, JAKARTA – Pendapatan surat kabar Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), dilaporkan anjlok akibat terdampak pandemi virus corona (Covid-19) dan kerusuhan sosial.
Pendapatan surat kabar yang dimiliki raksasa e-commerce asal China, Alibaba Group Holding Ltd., tersebut anjlok 50 persen pada kuartal pertama karena banyak pengiklan memangkas anggaran mereka di tengah pandemi corona dan aksi protes berkepanjangan.
“Pada awal musim panas, penjualan iklan mungkin mulai pulih ketika pandemi ini mereda di Hong Kong,” tutur CEO SCMP Gary Liu dalam sebuah wawancara, seperti diberitakan oleh Bloomberg, Senin (8/6/2020).
Pada April, perusahaan mengatakan akan memangkas pekerjaan, menurunkan gaji para eksekutif, dan meminta sebagian pekerja untuk mengambil cuti tidak berbayar. Namun, Liu meluruskan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan macam ini lebih lanjut.
Surat kabar dan industri media di Hong Kong telah digoyang oleh pandemi Covid-19 dan aksi protes politik terhadap cengkeraman Beijing atas kota itu. Dua faktor ini menjadi pukulan ganda yang membawa Hong Kong mencatatkan kinerja ekonomi kuartalan terburuk dalam sejarah.
Belum kondisi ini usai, pukulan ketiga menghantui Hong Kong dengan pemberlakuan Undang-Undang Keamanan yang mengancam kebebasan politik.
Baca Juga
“Masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana undang-undang yang disusun oleh China untuk Hong Kong itu akan memengaruhi media di kota,” tambah Liu.
“Kami beroperasi dalam new normal,” katanya lagi. Pandemi Covid-19 disebut telah mempercepat rencana SCMP untuk mencari sumber pendapatan baru, termasuk membebankan biaya berlangganan untuk beberapa berita online yang sebelumnya telah diterbitkan secara gratis.
South China Morning Post sebelumnya menawarkan lebih banyak berita gratis di internet setelah Alibaba setuju untuk membeli koran berusia 117 tahun ini pada 2015 dari miliarder Malaysia Robert Kuok dengan nilai HK$2,06 miliar (US$266 juta).
Liu menegaskan bahwa Alibaba tidak pernah mencampuri keputusan redaksi dan selalu menghormati independensi editorial.
Selain SCMP, koran lain di Hong Kong yang harus bergulat dengan keadaan ini antara lain adalah Apple Daily, yang dipimpin oleh taipan media pro-demokrasi Jimmy Lai. Ia mengungkapkan penghasilan iklan telah merosot menjadi hampir nol karena dampak aksi politik dan pandemi.