Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Covid-9 di India Diprediksi Berakhir September 2020

Pejabat senior kesehatan di Kementerian Kesehatan di India memprediksi kasus Covid-19 di negara itu berakhir bulan September 2020.
Petugas menyemprotkan disinfektan di dekat monumen India Gate di New Delhi, 22 Maret 2020./Prashanth Vishwanathan/Bloomberg
Petugas menyemprotkan disinfektan di dekat monumen India Gate di New Delhi, 22 Maret 2020./Prashanth Vishwanathan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 di India diprediksi berakhir pada pertengahan September tahun ini, kata pejabat kesehatan.

Dalam artikelnya yang diterbitkan di Jurnal Internasional Epidemiologi, Dr Anil Kumar, Wakil Direktur Jenderal (Kesehatan Masyarakat), Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India, bersama Wakil Asisten Direktur Jenderal (Kusta) Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Rupali Roy, memprediksi bahwa pandemi Covid-19 akan berakhir di India pada pertengahan September .

Prediksi mereka didasarkan pada model Bailey di mana Relative Removal Rate (BMRRR) dipertimbangkan untuk mencapai kesimpulan.

Berbicara kepada Indo-Asian News Service  (IANS), Dr Kumar mengatakan, "Ada model terkenal yang disebut Bailey's Model. Hal ini didasarkan pada Relative Removal Rate yang berarti berapa banyak kasus yang memasuki ‘pool’ dan berapa banyak yang keluar dari ‘pool’. Ketika jumlah terinfeksi sama dengan jumlah pasien yang diangkat, koefisien akan mencapai ambang batas 100 persen, maka pandemi ini akan berakhir. "

Selanjutnya, analisis regresi telah dilakukan untuk menunjukkan hubungan linear antara tingkat infeksi total dan tingkat pemulihan total.

"Model ini dapat diterapkan pada penyakit menular apa pun. Apa pun yang Anda lakukan, Anda akan mencapai 100 persen satu hari. Tingkat penghilangan relatif berarti semua orang yang telah terinfeksi akan sembuh atau mati. Ketika kami melakukan penelitian pada 19 Mei , itu 42 persen tetapi sekarang sekitar 50 persen dan pada pertengahan September, itu akan menjadi 100 persen, " kata Kumar.

Analisis regresi linier telah digunakan dalam penelitian ini dan itu menunjukkan bahwa garis linier mencapai 100 pada pertengahan September, 2020.

"Jadi dapat ditafsirkan bahwa pada titik waktu itu, jumlah yang terinfeksi akan sama dengan jumlah pasien yang dipindahkan, dan itu sebabnya koefisien akan mencapai ambang batas 100 persen," kata penelitian itu.

"Ini adalah model yang sangat baik untuk mendukung analisis dan interpretasi data negara dan distrik (setiap kali jumlah kasus tinggi) dan itu juga akan membantu dalam pengambilan keputusan yang relevan dalam kegiatan pengendalian pandemi Covid 19," kata penelitian tersebut.

"Ini akan lebih lanjut membantu pemerintah untuk mengambil program pencegahan dan intervensi penyakit jangka panjang," katanya.

Namun, Kumar mengatakan semua model matematika tidak mutlak dan tergantung pada kualitas data yang tersedia.

"Semua negara bagian memiliki kebijakan berbeda dalam melaporkan jumlah kasus. Beberapa hanya melaporkan kasus yang parah, sementara yang lain melaporkan kasus yang parah dan ringan. Beberapa negara bagian melakukan lebih sedikit tes, sehingga melaporkan lebih sedikit kasus. Oleh karena itu sangat penting untuk melaporkan dengan benar data untuk hasil yang lebih akurat, " kata Kumar dikutip dari medindia.net, Minggu (7/6/2020).

Lockdown

Berbicara tentang penerapan lockdown di negara itu, Kumar mengatakan pengucian bisa memberi hasil yang lebih baik.

" Penguncian lebih merupakan keputusan administratif, tetapi tindakan nyata perlu diambil di tingkat masyarakat,” ujarnya,

 "Jika Anda membiarkan penularan terjadi dan tidak ada tindakan yang diambil di tingkat masyarakat, maka akan sangat sulit untuk mengendalikan wabah," lanjutnya.

Ketika ditanya berapa persentase populasi yang akan terinfeksi virus corona di India, Kumar mengatakan studi tersebut tidak memprediksi jumlah kasus di negara tersebut.

"Tidak ada yang bisa memprediksi seberapa besar populasi akan terpengaruh - itu tergantung pada banyak hal seperti, mulai sekarang, bagaimana orang akan mempertahankan jarak dan bagaimana langkah-langkah kesehatan masyarakat akan diambil di masa depan.”

"Itu juga tergantung pada bagaimana pemerintah yang berbeda akan bertindak," kata Kumar, menambahkan sangat mungkin untuk mencegah begitu banyak kasus corona terjadi di negara itu.

"Harus ada keseragaman dalam menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat di tingkat masyarakat di seluruh negeri. Model yang saya gunakan tidak memprediksi jumlah kasus. Saya hanya memperkirakan kapan ini akan berakhir. Prediksi tergantung pada sistem pengawasan dan kualitas data. "

Berdasarkan informasi yang dilansir lawam worldometers.info, pada Senin (8/6/2020) pagi, ada 7.078.580 kasus virus corona di dunia, dari jumlah itu 404.961 orang meninggal, dan 3.453.052 orang sembuh.

India berada di posisi keenam terbanyak kasus virus corona di dunia dengan jumlah 257.506 orang. Dari jumlah itu ada 7.207 orang meninggal dan 123.848 orang sembuh.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper