Bisnis.com, JAKARTA— Jerman telah menyetujui paket stimulus senilai 130 miliar euro atau setara dengan US$146 miliar yang ditujukan untuk mendorong belanja konsumen dan investasi.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (4/6/2020), Kanselir Angela Merkel dan koalisinya telah resmi menyetujui penggelontoran paket stimulus untuk menyelamatkan ekonomi akibat corona.
Bersamaan dengan penurunan pajak pertambahan nilai, Jerman juga mengalokasikan dana untuk membangun jaringan 5G, meningkatkan kereta api dan insentif ganda bagi kendaraan listrik.
Salah satu masalah yang paling memantik kontroversi dalam pembicaraan yakni industri gagal mencapai target guna mendapat dukungan langsung pemerintah melalui pembelian mobil konvensional. Hal itu terungkap pada sinyal Merkel yang menunjukkan intensinya untuk mengambil langkah jangka panjang dalam mendorong pemulihan Jerman.
“Kami tidak bisa menetapkan paket stimulus yang dibuat berdasarkan pendirian tradisional begitu saja,” katanya.
Melanjutkan stimulus pada Maret, Merkel berjanji untuk menghabiskan biaya berapapun guna mendorong pertumbuhan termasuk program garansi bagi likuiditas perusahaan. Jerman telah menyediakan lebih dari 1,3 triliun euro,
Angka ini merupakan yang tertinggi di Uni Eropa. Tetap saja, upaya tersebut tak bisa menghentikan pertumbuhan angka pengangguran pada Mei dengan angka tertinggi sejak 2015.
Blok Merkel menginginkan agar bisnis bisa kembali berinvestasi sedangkan blok sosial demokrat mendorong penambahan belanja keluarga dan pekerja. Stimulus terbaru bisa merepresentasikan inisiatif belanja jumbo sebelum pemilu dilakukan tahun depan. Artinya, peran besar bagi partai yang berkuasa.
Sayap sosial demokrat telah berada di krisis sejak enggan menyetujui langkah koalisi pada tahun lalu sedangkan Merkel mengadapi kampanye nasional pertamanya dalam hampir dua dekade tanpa kanselir. Paket tersebut merupakan fase yang lebih dalam bagi Merkel karena dalam fase karir politiknya, kanselir mencari pendekatan aktivis untuk mengatur ekonomi Jerman.