Bisnis.com, JAKARTA – Para pedagang di India ‘berteriak’ agar bank sentral Negeri Hindustan menyokong pasar rupee dan obligasi pemerintah setelah Moody’s Investors Service memangkas peringkat kredit ke tingkat layak investasi (investment grade) terendah.
"Ini jelas bukan berita baik dan kita dapat melihat lebih banyak arus keluar oleh investor asing,” ujar Ashish Vaidya, kepala perdagangan di DBS Bank Ltd., Mumbai.
“Akan ada aksi jual spontan pada rupee dan obligasi tetapi kami berharap RBI (Reserve Bank of India) akan terjun mencegah setiap serangan volatilitas yang tidak semestinya,” tambah Vaidya, dikutip dari Bloomberg.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (1/6/2020), Moody’s mengatakan peringkat kredit jangka panjang mata uang asing India dipangkas menjadi Baa3 dari Baa2 dengan outlook negatif.
Pemangkasan tersebut dilakukan dengan mengacu pada tantangan-tantangan kebijakan dalam mengatasi perlambatan yang berkepanjangan dan posisi fiskal yang memburuk.
Pemangkasan peringkat oleh Moody’s untuk India setara dengan langkah oleh S&P Global Ratings dan Fitch Ratings Ltd., yang masing-masing menyematkan peringkat BBB-.
Baca Juga
Setiap penurunan peringkat oleh S&P dan Fitch akan merugikan aliran masuk ke negara yang bergantung pada modal impor untuk mendanai investasi ini.
Dana global tercatat telah terenggut senilai US$14 miliar dari obligasi rupee tahun ini, tertinggi di antara negara-negara emerging market di Asia.
“RBI harus muncul dengan dukungan eksplisit untuk pasar obligasi menyusul perkembangan ini, jika tidak, itu akan sangat sulit,” tutur Vijay Sharma, wakil presiden eksekutif di PNB Gilts Ltd.