Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Solidaritas atas Kematian George Floyd Meluas ke Eropa

Ratusan demonstran menggelar unjuk rasa di luar kedutaan besar AS di London dan Berlin. Mereka mengangkat poster bertuliskan "Keadilan untuk George Floyd", "Berhenti membunuh kami" dan "Siapa selanjutnya".
Demonstrasi di Minneapolis, Amerika Serikat pada Selasa (26/5/2020) memprotes kematian George Floyd. (Carlos Gonzalez - Star Tribune melalui Getty Images)
Demonstrasi di Minneapolis, Amerika Serikat pada Selasa (26/5/2020) memprotes kematian George Floyd. (Carlos Gonzalez - Star Tribune melalui Getty Images)

Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan orang di London dan Berlin ikut dalam aksi solidaritas dengan para pengunjuk rasa di Amerika Serikat untuk menentang kematian pria kulit hitam George Floyd yang meninggal dunia akibat lehernya ditindih polisi kulit putih di Minneapolis.

Dilansir Aljazeera.com, dengan meneriakan "tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian", dan melambaikan plakat dengan kata-kata "Berapa banyak lagi?" di Trafalgar Square, para pengunjuk rasa mengabaikan aturan pemerintah Inggris.

Pemerintah melarang orang berkerumun karena masih adanya penyebaran pandemi virus corona dan polisi tidak mampu menghentikan aksi mereka.

Demonstran kemudian berbaris ke kedutaan AS dan di sana mereka berhadapan barisan panjang petugas yang mengelilingi gedung itu. Ratusan orang duduk di jalan dan turut melambaikan plakat.

Ratusan pemrotes juga menggelar unjuk rasa di luar kedutaan besar AS di Berlin. Mereka mengangkat poster bertuliskan "Keadilan untuk George Floyd", "Berhenti membunuh kami" dan "Siapa selanjutnya".

Aksi protes yang mendukung demonstran AS juga terjadi di Manchester di barat laut Inggris seperti dilaporkan Aljazeera.com, Senin (1/6/2020).

Salah satu nyanyian yang populer adalah 'no justice, no peace', yang bukan nyanyian baru di Inggris. Aksi itu mirip dengan demonstrasi yang menyebabkan kerusuhan di London pada 2011 yang dipicu oleh kematian seorang pria kulit hitam bernama Mark Duggan saat operasi polisi.

"Ini mengingatkan orang akan masalah ketidakpuasan di kalangan populasi kulit hitam dan juga [mengingatkan] tentang kematian pria kulit hitam dalam tahanan polisi selama beberapa dekade terakhir," ujar koresponden Aljazeera.

Kematian Floyd setelah penangkapannya di Minneapolis, Minnesota, pada hari Senin telah memicu gelombang protes di AS. Banyak tokoh dijarah dan mobil dibakar sebagai bentuk kemarahan massa.

Demonstrasi menentang rasisme dan kebrutalan polisi hari ini masih menyebar ke banyak kota di seluruh AS ketika orang-orang di banyak bagian negara itu menentang jam malam untuk memprotes pembunuhan Floyd.

Adapun, Sejumlah kota di AS menerapkan jam malam menyusul meluasnya skala aksi protes terkait kematian George Floyd.

Demonstrasi di berbagai tempat di AS, yang awalnya berlangsung damai, berubah rusuh dan banyak kendaraan serta bangunan dibakar, Sabtu (30/5/2020) waktu setempat. Polisi anti huru hara juga sudah menembakkan gas air mata dan peluru karet.

BBC melansir Minggu (31/5/2020), aksi protes besar-besaran terjadi di setidaknya 30 kota di seluruh AS. Los Angeles, California adalah salah satu yang mengalami situasi paling buruk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Aljazeera.com, BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper