Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat tetap optimistis di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini agar Indonesia dapat keluar sebagai pemenang, baik dalam pengendalian virus maupun pemulihan perekonomian.
Presiden mengatakan sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus tampil sebagai pemenang. Sikap optimistis harus dijaga dan terus menciptakan peluang di tengah kesulitan melalui inovasi serta karya nyata.
“Mari kita buktikan ketangguhan kita, mari menangkan masa depan kita, kita wujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa,” kata Presiden dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila melalui video conferece dari Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020).
Kepala Negara menyebut, kekurangan dan kelemahan bangsa jangan sampai menghalangi kemajuan. Kedua hal itu justru harus menjadi pemicu lompatan menjadi bangsa yang kuat dan mandiri.
Situasi saat ini, lanjut Jokowi, membutuhkan daya juang dan kerja keras dari setiap elemen bangsa. Oleh karena itu Presiden mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memperkokoh tali persatuan dan persaudaraan dan bergotong royong.
Presiden pun mengajak seluruh penyelenggara negara untuk meneguhkan keberpihakan kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan. Hal ini harus dilakukan tanpa membedakan kelompok, ras, dan agama.
Baca Juga
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi Indonesia 2,97 persen secara tahunan pada kuartal I/2020. Pertumbuhan ini menjadi salah satu yang terendah sejak 2001.
Pertumbuhan ekonomi dalam tiga bulan pertama tahun ini tidak bisa dilepaskan dari efek pandemi Covid-19. Salah satu komponen yang mengalami perlambatan pertumbuhan yang tajam adalah konsumsi rumah tangga.
Pada kuartal I/2020, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84 persen, melambat dibandingkan dengan kuartal IV/2019 sebesar 5,02 persen. Konsumsi rumah tangga menopang lebih dari 50 persen produk domestik bruto sehingga kinerja konsumsi memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat menyatakan dalam kondisi terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi negatif 0,4 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kita perkirakan akan turun ke 2,3 persen, dan bahkan yang paling buruk bisa negatif 0,4 persen. Kondisi ini menimbulkan penurunan kegiatan ekonomi dan menekan lembaga keuangan," ujar Sri Mulyani dalam video conference Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (1/4/2020).