Bisnis.com, JAKARTA— Sebanyak 340 orang ditangkap di seluruh kota New York, Amerika Serikat, dalam aksi demonstrasi yang berlangsung akhir pekan ini.
Gelombang protes setelah terbunuhnya George Floyd masih terus berlanjut hingga Minggu (31/5/2020). Kerusuhan terjadi di sejumlah kota di Amerika Serikat (AS).
Dilansir melalui CNN Minggu (31/5/2020), lebih dari 340 orang ditangkap di Kota New York dalam aksi protes yang berlangsung dari Sabtu (30/5/2020).
Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) melaporkan sedikitnya 33 petugas terluka dalam rangkaian protes tersebut. Beberapa di antaranya terluka parah dan hampir 48 kendaraan rusak atau hancur selama protes.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Robert O’Brien membantah adanya rasisme sistemik dalam sistem kepolisian AS. Namun, beberapa kasus buruk memberikan kesan adanya rasisme di tubuh penegak hukum Negeri Paman Sam.
"Tidak, saya tidak berpikir ada rasisme sistemik," ujarnya dilansir melalui CNN, Minggu (31/5/2020).
Sementara itu, Polisi Atlanta melaporkan menangkap 70 orang dalam rangkaian aksi protes, Sabtu (30/5/2020) malam.
Awalnya, Departemen Kepolisian Atlanta mengatakan telah melihat penurunan yang signifikan jumlah orang yang berkumpul di jalan. Namun, sejumlah pengunjuk rasa tetap tinggal jelang mendekati jam malam.
Sebuah laporan menyebutkan petugas polisi melempari mereka dengan batu dan barang-barang lainnya. Sejumlah fasilitas kota dilaporkan mengalami kerusakan akibat unjuk rasa tersebut.
Selain Atlanta, sebanyak 27 orang juga dilaporkan di Seattle, Washington.
Departemen Kepolisian Seattle melaporkan dugaan pelanggaran yang bervariasi mulai dari penyerangan, pembakaran, perusakan, hingga penjarahan.
Kepolisian setempat menyebut aksi protes damai berubah menjadi kekerasan dan destruktif. Pasalnya, terdapat kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengambil keuntungan dari situasi tersebut.